Tembakan Empat Timah Panas yang Dibalas Ampunan

| 27 Dec 2020 15:46
Tembakan Empat Timah Panas yang Dibalas Ampunan
St. Yohanes Paulus II duduk bersama orang yang dulu berusaha membunuhnya, Mehmet Ali Agca, di Penjara Rebibbia pada tahun 1983. (Foto CNS oleh Arturo Mari, L'Osservatore Romano).

ERA.id - Pada 13 Mei 1981, Paus Yohanes Paulus II, pemimpin Gereja Katolik kala itu, sedang melintasi Alun-Alun St. Petrus di Kota Vatikan ketika sebuah upaya pembunuhan diarahkan untuk mengakhiri hidupnya.

Mehmet Ali Agca, narapidana seumur hidup yang sebelumnya kabur dari penjara Turki, melepaskan empat buah tembakan menggunakan pistol 9mm miliknya. Dua peluru menembus perut bagian bawah sang Paus, satu peluru bersarang di lengan kanannya, dan satu lagi melukai telunjuk kirinya. Dua saksi mata juga dikabarkan terluka, seperti dilaporkan Mashable.

Peristiwa penembakan terhadap Paus Yohanes Paulus II
Paus Yohanes Paulus II menjadi target penembakan saat melintasi Alun-Alun St. Petrus, Vatikan, 13 Mei 1981. Pistol hitam kaliber 9mm Mehmet Ali Agca tertangkap kamera di sebelah kiri mobil. (Foto: Levan Ramishvili/Flickr)

Komplotan Agca, Oral Celik, seharusnya membuat ledakan pengalih perhatian agar Agca bisa kabur dengan bebas. Namun, Celik ciut nyali dan justru melarikan diri. Sebagai akibatnya, si penembak pun dibekuk dan ditahan polisi sementara sang Paus dilarikan ke ruma sakit.

Meski harus kehilangan banyak darah, Paus Yohanes Paulus II akhirnya selamat dan ia meminta kepada seluruh umat Katolik agar mendoakan Agca. Paus berkata bahwa ia sendiri telah "sepenuhnya mengampuni dia."

Pengadilan Italia belakangan menjatuhi Agca hukuman penjara seumur hidup. Hingga kini motif upaya pembunuhan yang ia lancarkan, termasuk siapa yang 'memesannya', masih misterius hingga memunculkan teori dan tuduhan terhadap pihak-pihak seperti CIA, KGB, pemerintah Bulgaria, mafia Turki, dan pihak lainnya.

Tahun 1983, Yohanes Paulus II berkunjung ke sel yang dihuni calon pembunuhnya itu. Mereka berdua berbincang secara empat mata, dan pada akhirnya mereka berteman satu sama lain. Sang Paus tetap berkontak dengan keluarga Agca selama si narapidana menjalani masa tahanan. Dan pada tahun 2000, paus tersebut meminta agar Agca dibebaskan.

Yohanes Paulus II dan Mehmet Ali Agca
Paus Yohanes Paulus II bertemu Mehmet Ali Agca di Penjara Rebibbia di Kota Roma, 1983. (Foto: Levan Ramishvili/Flickr)

Permintaan sang Paus dikabulkan. Agca kemudian bebas dari penjara Italia dan dipindah ke Turki, tempat ia melanjutkan hukuman seumur hidup yang pernah berusaha ia hindari.

Agca pada akhirnya menjadi penganut Kristiani selama berada dalam penjara, hingga akhirnya ia dibebaskan pada tahun 2010.

Pria asal Turki itu tak pernah bertemu lagi dengan paus yang menyentuh hatinya itu karena Paus Yohanes Paulus II wafat karena sakit parkinson pada tanggal 2 April 2005. Sebagai bentuk simpatinya, pada 27 Desember 2014, Agca kembali ke Kota Roma dan meletakkan 24 mawar putih di atas makam sang Paus.

Rekomendasi