ERA.id - Bagi warga Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, nama Nabi Ali Taeta atau Ali Taetang mungkin sudah tidak asing di telinga. Awalnya Ali hanyalah pendakwah seperti pada umumnya hingga seiring berjalannya waktu, ia dikaramahkan dan akhirnya mengaku sebagai seorang nabi.
Bagi masyarakat, Ali Taeta masyhur sebagai guru agama dan imam di kampung Sampekonan. Ali Taeta lahir di Desa Timbong, Kabupaten Banggai Laut pada Senin, 10 Juli 1922 dan wafat pada Senin, 21 Juli 2003 di Dusun Sampekonan, Desa Labibi, Kec. Peling Tengah, Banggai Kepulauan.
Ayahnya bernama Taetang Libuka, sedang ibunya ialah Soine Sukolan. Saat umurnya 9 tahun pada 1931, Ali masuk sekolah Voklschool atau sekolah rakyat di Banggai. Pada usia 17 tahun, ia diangkat menjadi guru dan ditugaskan di Balantak, Kabupaten Banggai.
Pada zaman Soekarno, 1951, Ali sempat menjadi kepala sekolah di Liang, tetapi tak lama kemudian ia memutuskan untuk berhenti. Kemudian, pada tahun yang sama, ia menaiki kapal Bokongan meninggalkan Banggai menuju Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Di Bukit Tinggi, ia belajar agama Islam di Thuwalib yang didirikan oleh Syekh Ibrahim Musa. Setelah menimba ilmu, Ali kembali ke Banggai pada 1956.
Mengislamkan Penduduk Sampekonan
Awalnya penduduk Sampekonan tidak memiliki agama. Namun, semuanya berubah ketika Ali hadir pada 1956. Ia kemudian mengislamkan penduduk setempat.
Nama Sampekonan diberikan oleh Ali Taeta. "Sampe" berarti 'sampai', sedangkan "konan" berarti 'puncak susunan batu'. Sehingga, Sampekonan memiliki arti 'sampai di puncak susunan batu'.
Susunan batu tersebut dikeramatkan oleh Alian (pengikut Ali Taeta). Ajaran ini memiliki syahadat sendiri yaitu asyhadu allah ilaha ilallah wa asyhadu anna alian imamullah.
Ajaran Alian jelas menuai pro dan kontra. Sebab, banyak penduduk di wilayah Banggai menyebut ajaran Alian menyesatkan. Bagi siapa yang mengaku nabi setelah Muhammad, maka ia telah keluar dari ajaran Islam.
Di lain sisi, menurut ajaran Alian, mereka masih bagian dari Islam. Ajaran ini masih dipegang teguh oleh beberapa warga di beberapa wilayah di Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai Laut.
Setelah meninggalnya Ali Taetang pada 2003, anaknya bernama Zikrullah Bin Ali Taetang juga mengaku. Pada 29 Agustus 2004, Zikrullah mendeklarasikan kenabian dengan nama aliran Zikrullah Aulia Allah.
Zikrullah pun mempunyai syahadat sendiri, yaitu asyhadu allah ilaha ilallah wa asyhadu anna zikrullah aulia allah. Namun, pada 2005, Zikrullah diringkus oleh pihak berwajib dan mendekam di Polres Banggai.
Ahmad Ali Berziarah ke Makam Ali Taeta
Politikus NasDem, Ahmad Ali, pernah berkunjung atau menziarahi makam Ali Taeta. Kanal YouTube Matsun Center mengunggah video Ahmad yang sedang mengujungi Dusun Sampekonan pada 3 November 2013.
Dalam video tersebut, Ahmad memasuki area makan Ali Taetang yang dipagari kayu dan beratap rumbia.