Mural Wajahnya Kena Aksi Vandalisme, Marcus Rashford Ungkap Perasaan Lewat Tulisan Panjang di Medsos

| 13 Jul 2021 12:01
Mural Wajahnya Kena Aksi Vandalisme, Marcus Rashford Ungkap Perasaan Lewat Tulisan Panjang di Medsos
Respon Marcus Rashford (Instagram/marcusrashford)

ERA.id - Kekalahan tim Inggris dalam final Euro 2020 membuat sejumlah penggemar marah hingga melakukan vandalisme di berbagai tempat, termasuk mural wajah Marcus Rashford. Bintang Inggris itu pun akhirnya memberi tanggapan tentang perusakan yang terjadi di mural wajahnya.

Marcus Rashford dan rekan satu timnya, Bukayo Saka dan Jadon Sancho menjadi sasaran setelah gagal dalam tendangan penalti mereka di pertandingan Minggu (11/7/2021). Akibatnya mural yang terletak di pinggiran Withington di Manchester, Inggris dirusak dengan tulisan grafiti.

Tindakan itu pun akhirnya direspon oleh Rashford melalui unggahan di Instagram. Pesepakbola 23 tahun itu mengatakan tidak tahu harus memulai semuanya dari mana lewat kata-kata.

"Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana dan saya bahkan tidak tahu bagaimana mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan saya saat ini," tulisnya.

Lalu, kata Rashford, belakangan ini dirinya mengalami musim yang sulit dan menyebabkannya kemungkinan dirinya menjadi kurang percaya diri saat melaju ke final.

Mengenai tendangan penalti yang gagal dieksekusi, pemain Manchester United itu mengatakan ada sesuatu yang kurang beres terjadi pada dirinya. Ia juga menyadari sudah mengecewakan rekan satu timnya dan juga semua orang.

"Saya selalu mendukung diri saya sendiri untuk penalti, tetapi ada sesuatu yang tidak terasa benar. Selama jangka panjang saya menghemat sedikit waktu dan sayangnya hasilnya tidak seperti yang saya inginkan," ujarnya.

"Saya merasa telah mengecewakan rekan satu tim saya. Saya merasa seperti telah mengecewakan semua orang," lanjutnya.

Selain menyadari kekecewaan yang ditumbulkan olehnya, kegagalan itu pun ternyata sangat membekas diingatannya sampai sekarang. Namun ia juga tidak bisa berbuat banyak selain menyampaikan permintaan maafnya atas apa yang terjadi.

"Itu sudah bermain di kepala saya berulang-ulang sejak saya menendang bola dan mungkin tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan bagaimana rasanya. Terakhir. 55 tahun. 1 penalti. Sejarah. Yang bisa saya katakan hanyalah maaf," ungkapnya.

Bagi Rashford pribadi, dia menyebut bahwa sejak kecil sudah tumbuh untuk menjadi olahragawan dimana ia bisa membaca hal-hal yang ditulis tentang dirinya mulai dari warna kulit, tempatnya dibesarkan, atau pun bagaimana caranya menghabiskan waktu di luar lapangan pertandingan.

Lalu, mengenai penaltinya yang gagal dilakukan, ia siap menerima kritik akan hal itu sepanjang hari. Namun ia menegaskan tidak akan meminta maaf untuk siapa dirinya dan dari mana dirinya berasal.

"Saya dapat menerima kritik atas penampilan saya sepanjang hari, penalti saya tidak cukup baik, itu seharusnya masuk tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf untuk siapa saya dan dari mana saya berasal," tegasnya.

Menurutnya hal yang lebih membanggakan daripada mengenakan seragam klub bergambar tiga singa di dadanya adalah melihat keluarganya duduk dan memberikan semangat di antara 10 ribu penonton yang hadir pada malam final itu.

Terkait aksi vandalisme yang merusak mural wajahnya yang dilakukan oleh sejumlah penggemar tidak bertanggung jawab, Rashford mengetahui hal itu. Ia bahkan membagikan bagaimana hancurnya mural itu yang dipenuhi dengan coretan grafiti.

Namun di sisi lain, Rashford menemukan secarik kertas berisi dukungan dari penggemar yang ditempel di atas muralnya. Ia juga membagikan tulisan itu ke Instagram-nya dan mengaku hampir menangis begitu melihat dukungan yang diberikan untuknya.

"Pesan yang saya terima hari ini sangat luar biasa dan melihat tanggapan di Withington membuat saya hampir menangis. Komunitas yang selalu merangkul saya terus menopang saya. Saya Marcus Rashford, 23 tahun, pria kulit hitam dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika saya tidak punya apa-apa lagi, saya punya itu (dukungan)," paparnya.

Lebih lanjut, Marcus Rashford mengucapkan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan oleh penggemar kepada dirinya. Ia janji akan segera kembali dan lebih kuat lagi di masa depan.

"Untuk semua pesan yang baik, terima kasih. Saya akan kembali lebih kuat. Kami akan kembali lebih kuat," tutupnya.

Menurut laporan People, investigasi atas vandalisme itu masih diselidiko oleh polisi Manchester. Menurut keterangan Kepala Inspektur GMP, Paul Savilla, aksi vandalisme tersebut adalah perilaku tercela dan tidak bisa ditoleransi.

"Ini adalah perilaku tercela dan sama sekali tidak akan ditoleransi. Manchester Raya bangga karena terdiri dari sejumlah komunitas yang beragam dan kejahatan rasial dalam bentuk apa pun benar-benar tidak dapat diterima dan tidak diterima di sini di kota kami," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pangeran William yang merupakan Presiden Asosiasi Sepak Bola yang mengatur permainan di Inggris juga turut mengutuk serangan vandalisme tersebut dalam cuitannya di Twitter.

"Saya muak dengan pelecehan rasis yang ditujukan kepada para pemain Inggris setelah pertandingan tadi malam. Sama sekali tidak dapat diterima bahwa para pemain harus menanggung perilaku menjijikkan ini. Itu harus dihentikan sekarang dan semua yang terlibat harus bertanggung jawab," tegas William. 

Rekomendasi