Cuaca Sangat Panas, Petenis di Olimpiade Khawatir Bakal Mati di Lapangan

| 29 Jul 2021 20:08
Cuaca Sangat Panas, Petenis di Olimpiade Khawatir Bakal Mati di Lapangan
Petenis Rusia Daniil Medvedev. (Foto: Wikimedia Commons)

ERA.id - Di tengah melonjaknya temperatur dan kelembaban saat Olimpiade Tokyo 2020, Rabu, (28/7/2021), petenis Daniil Medvedev sempat bertanya pada wasit pertandingan apakah ada yang siap menangani jika ia terkapar meninggal dunia di tengah lapangan.

Mewakili kontingen Russian Olympics Committee (ROC), Medvedev tampak kesusahan menjalani laga ketiga melawan petenis Fabio Fognini dari Italia.

Melansir CNN, wasit Carlos Ramos bertanya pada Medvedev apakah ia sanggup terus bertanding, dan petenis nomor 2 dunia itu menjawab, "Saya petarung. Saya akan menyelesaikan pertandingan, namun, saya bisa mati," sebutnya.

"Jika saya mati, apakah ITF (Federasi Tenis Internasional) akan bertanggung jawab?"

CNN belum mendapatkan komentar dari pihak ITF terkait pertanyaan tersebut.

Pada hari Rabu, keluhan mengenai cuaca juga dirasakan sejumlah petenis. Paula Badosa, atlet tenis Spanyol, bahkan harus berhenti dari lagi lawan petenis Marketa Vondrousova karena mengalami sengatan panas (heatstroke). Setelah kalah set satu, 3-6, ia keluar lapangan memakai kursi roda.

Cuaca Tokyo disebutkan mencapai sekitar 26 derajat Celsius pada Rabu lalu.

"Ada risiko terjadinya kelelahan karena cuaca panas atau sengatan panas," sebut tim cuaca CNN, yang menambahkan bahwa kelembaban tinggi menyebabkan "tubuh sulit mendinginkan diri secara alamiah."

Medvedev, mengikuti pernyataan petenis Novak Djokovic, menyarankan agar pertandingan diundur ke jam yang lebih sore untuk menghindari sengatan sinar matahari.

Pada Rabu, pihak ITF mengumumkan perubahan jadwal, di mana pertandingan akan dimulai minimal jam 3 sore mulai Kamis. Keputusan ini dibuat "demi kesehatan para pemain" dan setelah melakukan "konsultasi secara mendetail" dengan pihak pemain, wasit, pakar medis, dan pihak penting lainnya.

Rekomendasi