ERA.id - Apple menuai kecaman setelah merilis pembaruan emoji bendera Palestina di perangkat iPhone. Pembaruan itu terkait kata 'Yerusalem' yang menunjukan bendera Palestina.
Pembaruan itu memicu kontroversi dan kritik pedas dari para pengguna di seluruh dunia. Apple mengatakan munculnya bendera Palestina dalam kata Yerusalem adalah sebuah ketidaksengajaan.
Presenter televisi Inggris, Rachel Riley pertama kali membagikan masalah tersebut ke X. Riley mengatakan saran emoji bendera muncul setelah dia memperbarui iPhone-nya ke versi terbaru, iOS 17.4.1.
"Sekarang, ketika saya mengetik ibu kota Israel, Yerusalem, saya ditawari emoji bendera Palestina. Hal ini tidak terjadi di ponsel saya sebelum pembaruan ini," tulisnya, dikutip CBS News, Rabu (17/4/2024).
Kemunculan bendera Palestina yang mencolok, yang diilustrasikan melalui tangkapan layar layar iPhone tidak muncul untuk semua pengguna iPhone. Apalagi ketika pengguna mengetik kota-kota lain yang tidak memunculkan emoji bendera saat diketik dalam pencarian.
"Menunjukkan standar ganda terhadap Israel adalah bentuk antisemitisme," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Apple mengatakan sedang memperbaiki kelemahan yang secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam pembaruan perangkat lunak terbaru. Bug ini akan teratasi pada pembaruan iOS berikutnya.
Program Pengembang Apple memungkinkan pemrogram yang membuat aplikasi untuk mendaftar ke rilis awal perangkat lunak tersebut, yang disebut versi beta, sehingga mereka dapat menguji aplikasi yang mereka buat berdasarkan perangkat lunak tersebut.
Dalam pembaruan baru, tidak ada emoji yang disarankan saat pengguna mengetik "Yerusalem", serupa dengan yang terjadi di kota lain.
Belum jelas kapan pembaruan tersebut akan dirilis lebih luas, baik sebagai beta publik, atau sebagai pembaruan yang telah selesai untuk masyarakat umum.
Diketahui, status Yerusalem adalah salah satu perselisihan paling pelik dalam konflik antara Israel dan Palestina. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi, sementara Palestina mengklaim bagian timurnya sebagai ibu kota negara yang mereka harapkan di masa depan.
Yerusalem Timur, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza, direbut oleh Israel dari Yordania dan Mesir dalam perang tahun 1967. Sejak saat itu, wilayah tersebut dipandang secara internasional sebagai wilayah Palestina yang diduduki.
Ketegangan meningkat di Timur Tengah sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan lebih dari 250 lainnya disandera.
Operasi militer Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan 33.729 orang, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.