ERA.id - Minyak goreng merupakan komoditas penting dalam kegiatan konsumsi masyarakat sehari-hari. Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia masih secara dominan memproduksi minyak goreng sawit, mengikuti permintaan masyarakat yang cenderung menyukai minyak goreng sawit dibandingkan jenis minyak goreng lainnya.
Hal ini sejalan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa Indonesia mengalami peningkatan permintaan terhadap komoditas minyak goreng pada Agustus 2021. Selain itu, Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada 2020 sebesar 17,35 juta ton atau tumbuh 3,6 persen, dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya tercatat 16,75 juta ton.
Tak dapat dipungkiri, konsumsi minyak goreng sawit yang tinggi akan menghasilkan limbah minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah yang besar pula. Apabila tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat memicu sejumlah dampak negatif bagi lingkungan, seperti penyumbatan saluran air (drainase) yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri.
Minyak akan mengalir ke sungai, berakhir di laut, dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air. Selain itu, jika minyak jelantah dibuang ke tanah, minyak akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah, sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.
Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif tersebut, edukasi terkait pengelolaan minyak jelantah yang baik dan benar penting untuk dilakukan sedini mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola minyak jelantah menjadi produk-produk yang bermanfaat. Berikut ini adalah beberapa cara mengelola minyak jelantah dari rilis DBS Indonesia yang diterima oleh Era.id.
1. Menyulapnya menjadi sabun batangan
Belum banyak yang tahu, bahwa kita ternyata dapat menyulap minyak jelantah menjadi sabun batangan. Kualitas sabun batangan dari minyak jelantah sendiri tidak kalah baik dibanding sabun buatan pabrik. Selain menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, membuat sabun batangan dari minyak jelantah juga dapat menekan pengeluaran belanja domestik.
Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan. Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan. Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin.
Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental. Tambahkan pewangi dan pewarna makanan lalu tuang ke dalam cetakan sabun, tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.
2. Memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi
Selain sabun batangan, minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri adalah bentuk dan wangi lilin dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing. Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah juga bisa dijual kembali, menarik bukan?
Cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup mudah. Langkah pertama dapat dilakukan dengan menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari. Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan. Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api. Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan!
3. Menyumbangkannya ke pihak yang tepat
Apabila kalian tidak punya waktu untuk mendaur ulang minyak jelantah yang kalian hasilkan, tak perlu khawatir. Kalian dapat menyalurkannya ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali, sehingga minyak jelantah tidak terbuang sembarangan dan mencemari lingkungan.
Salah satunya adalah Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel. Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak dan menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp2.000 hingga Rp4.000 per liternya. Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak yang telah dibeli kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk selanjutnya diolah.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang diperuntukkan bagi kendaraan bermesin diesel, terdiri atas campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang dapat diperoleh dari sumber terbaharui, salah satunya minyak sawit. Meski telah memiliki instrumen kebijakan, keberlanjutan lingkungan dari biodiesel berbasis minyak sawit masih menyisakan perdebatan. Minyak jelantah dari sawit pun kemudian dijadikan alternatif untuk menciptakan biodiesel berkelanjutan.