ERA.id - Bos hotel di Jepang, Makoto Yamada, menyampaikan permohonan maaf setelah ketahuan hanya mengganti air di bak mandi spanya dua kali setahun. Hal ini terungkap setelah ditemukan bakteri yang berpotensi mematikan.
Makoto Yamada, presiden perusahaan yang memiliki ryokan (wisma tradisional), membungkuk dalam-dalam dan mengatakan dia menyesali kurangnya tindakan yang diambil.
"Saya sangat menyesal," kata Makoto Yamada, dikutip CNN, Kamis (2/3/2023).
Menurut hasil pemeriksaan kesehatan onsen, pemandian tradisional Jepang menggunakan air dari mata air panas vulkanik, di penginapan Daimaru Besso di Chukushino, Prefektur Fukoka. Dalam pemeriksaan itu ditemukan bakteri legionella pada 3.700 kali tingkat yang diizinkan.
Dalam peraturan setempat, air di onsen seharusnya diganti setiap minggu. Namun manajemen di hotel tersebut mengaku hanya mengganti dua kali dalam setahun.
Bakteri Legionella dapat menyebabkan penyakit Legionnaires, jenis pneumonia yang serius. Orang bisa sakit saat menghirup tetesan kecil air yang mengandung bakteri, menyebabkan infeksi di paru-paru. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik.
Bakteri dapat terjadi di kepala pancuran dan keran, bak mandi air panas, menara pendingin, tangki air panas, air mancur dekoratif atau sistem perpipaan di gedung-gedung besar.
Yamada mengaku dia tidak menyadari pentingnya mengganti air untuk pemandian di spanya. Bahkan dia juga mengaku tidak mengetahui hukum yang berlaku tentang ketentuan tersebut.
"Saya sendiri tidak mengetahui hukumnya dan berpikir bahwa bakteri legionella adalah bakteri umum yang dapat ditemukan di mana saja, dan juga aman karena bak mandi besar mengalir bebas sehingga airnya cukup sering diganti," ungkapnya.
Sejak ditemukan bakteri, pemandian ditutup sementara tahun lalu. Namun saat ini sudah kembali beroperasi. Yamada mengatakan bahwa dirinya menggunakan bak mandi untuk dirinya sendiri bahkan setelah bakteri terdeteksi.
Sementara itu, situs web ryokan mengatakan tentang pemandiannya bahwa air yang digunakan berasal dari Futsukaichi Onsen, yang telah mengalir lebih dari 1.300 tahun.
"Air pemandian kami berasal dari Futsukaichi Onsen, yang telah mengalir selama lebih dari 1.300 tahun, simbol sejarah daerah yang tidak berubah," bunyi situs tersebut.
"Futsukaichi Onsen telah dikunjungi oleh pejabat pemerintah dan pendeta selama berabad-abad. Airnya yang lembut dan halus membuat kulit Anda terasa kenyal dan pikiran Anda tenang," tambahnya.
Lebih lanjut, Yamada mengatakan bahwa timnya lalai dengan menambahkan klorin ke dalam air untuk tujuan kebersihan.