ERA.id - Ferdy Sambo, mantan jenderal polisi bintang dua yang dipecat dari Polri pada Agustus 2022 gara-gara membunuh ajudannya, Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, akhirnya divonis hukuman mati setelah melewati hampir lima bulan persidangan. Pada sidang putusannya, Senin (13/2/2023), Sambo masih setia pakai kemeja putih, menutupi tahi lalat di atas bibirnya dengan masker, tetapi tampil dengan rambut yang stylish.
Model potongan rambut yang dipilih Sambo untuk mendengar vonis mati dari hakim tak lain dan tak bukan adalah mullet atau yang terkenal dengan potongan “bisnis di depan, pesta di belakang”. Mullet tergambar lewat potongan rambut yang pendek di bagian depan dan atas, tipis di samping, dan panjang di belakang. Dilihat dari depan tampak rapi, dari belakang siap party.
Mullet, meski baru-baru populer pada era 1970-an hingga 1980-an, nyatanya sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Seperti yang disebutkan penyair mereka, Homer, saat menggambarkan sekelompok tentara Yunani dengan gaya rambut "jambul dipotong, rambut dipanjangkan ke belakang" dalam bukunya The Iliad.
Sebetulnya bukan sekali ini Sambo bergaya rambut mullet. Tiga tahun lalu, pas perayaan ulang tahun Indonesia ke-75, foto Sambo dengan potongan mullet sempat viral di medsos. Meskipun kala itu gaya rambutnya lebih mirip pelawak Mastur adiknya Mandra ketimbang bintang rock David Bowie.
Namun, mullet Sambo di sidang putusannya tampak lebih cocok dari mullet sebelumnya. Rambut depannya yang bergelombang disisir klimis ke belakang, sisi kanan-kirinya dicukur tipis hingga kulit kepalanya samar-samar tampak, dan rambut belakangnya dibiarkan menjuntai seperti air terjun melewati kerah kemejanya.
Sambo sepertinya memang menyiapkan mullet itu sebagai potongan pamungkas sebelum kasusnya menjelang berakhir.
Mengapa Sambo memilih mullet?
Sidang perdana Sambo atas kasus pembunuhan Brigadir J berlangsung pada 17 Oktober tahun lalu. Sejak saat itu sidangnya masih terus berlanjut hingga hari ini. Ia mengawali sidang dengan potongan rambut pendek yang rapi dan hampir rata di seluruh sisi. Dari sidang ke sidang, tampak rambutnya makin panjang dan ia biarkan, meski modelnya tetap rapi.
Jabatan Sambo mungkin sudah dilucuti dan semenjak masuk tahanan hidupnya jadi serba terbatas. Namun, Sambo punya kebebasan baru, yaitu bebas mengatur potongan rambutnya. Dulu, waktu masih menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, ia terikat Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Pelanggaran Disiplin Anggota Polri.
Peraturan tadi mengatur kedisiplinan yang harus dipatuhi anggota Polri, salah satunya soal sikap tampang mereka yang di antaranya mencangkup: rambut dicukur rapi, tidak diwarnai, dan di atas kerah baju bagi polisi laki-laki. Mullet jelas bertentangan dengan model rambut yang dikehendaki Polri, terutama di bagian rambut belakang yang memanjang melewati kerah.
Mullet boleh dibilang potongan rambut yang berani dan entah siapa yang membisiki dan berhasil meyakinkan Sambo untuk potong begitu. Iman Taufiq Djayadiningrat, pendiri salon Hairnerds Studio bilang kalau mereka yang memilih mullet mentalnya kudu siap. "Orang yang pengen potong rambut model mullet ini harus PD, harus yakin, karena bakal dilihatin sama orang banyak karena beda dari yang lain."
Selain tampil beda, mullet dulunya pernah jadi pilihan orang-orang yang terjun ke medan perang hingga jadi simbol perlawanan. Alan Henderson dalam bukunya Mullet Madness bilang kalau para prajurit perang di masa lampau suka dengan potongan model begini. Sebab rambut yang panjang di belakang bakal menghangatkan tengkuk mereka, sedangkan poni yang dipangkas pendek membuat pandangan mereka tak terganggu, bikin helm mudah masuk, dan musuh susah menjambak.
Benjamin Franklin, bapak pendiri negara adidaya Amerika Serikat itu, juga memilih potongan rambut "pendek di depan panjang di belakang" untuk menyindir bangsawan Prancis yang suka pakai wig membumbung tinggi untuk menunjukkan status sosialnya. Pada tahun 2010, potongan mullet dilarang di Iran karena dianggap sebagai pengaruh Barat dan tidak sesuai norma agama. Sejak saat itu, mullet juga dipandang sebagai simbol perlawanan.
Sambo mungkin tidak ikhlas dengan vonis hukuman mati dari hakim, seperti yang disampaikan pengacaranya, Arman Hanis, seusai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun, sejak Sambo memasuki ruang sidang dengan rambut mullet yang begitu kentara, ia seakan-akan terjun ke medan perang dan menyatakan diri siap menghadapi hukuman apa saja.
Gaya mullet ala Sambo cocok buat siapa?
Seorang pengajar di kelas penata rambut Andis, Jarred Liddington pernah diwawancarai Mane Addicts soal siapa yang cocok bergaya rambut mullet? Katanya, siapa saja!
"Mullet tak spesifik untuk jenis kelamin, usia, bentuk wajah, atau jenis rambut tertentu. Yang diperlukan adalah penanganan yang tepat," ujar Jarred. "Siapa pun bisa keren dengan mullet. Selama kamu percaya diri, kamu bisa pamer!"
Adapun potongan mullet yang dipakai Sambo saat sidang vonisnya kemarin, menurut penata rambut dari Salon Rizki Hairstyle, Rizki, adalah jenis semi mullet.
"Model tahun 80-an dengan karakter mullet tipis pada bagian jambang aja, dan pola potongannya rada natural di bagian belakang dengan tanpa garis, sisanya di-layer atau sasak," ujar Rizki kepada ERA, Selasa (14/2/2023). "Sedangkan pada bagian samping tipis natural, tidak terlalu pendek atau botak agar kelihatan natural."
Semi mullet ala Sambo begitu, menurut Rizki, juga sering dibilang sebagai rock mullet, dan cocok untuk potongan pria tua yang ingin terkesan rapi sekaligus asik dan berjiwa muda. Jadi, buat bapak-bapak yang selera jokes-nya receh dan berusaha terus relevan dengan tongkrongan anak muda, potongan semi mullet ala Sambo kiranya bisa jadi pilihan.