"Dari video yang dirilis Pak SBY mengatakan tegas cawapres bukan harga mati bagi Partai Demokrat. Yang harga mati bagi Partai Demokrat adalah rakyat mau dapat apa, jangan hanya bicara power sharing itu yang paling inti," katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Lebih jauh, Ferdinan menilai, dengan konstalasi politik saat ini, sulit terbentuk poros ketiga. Dia menganggap, kubu Joko Widodo yang sengaja mengunci partai politik untuk bersikap pada Pemilu 2019.
"Ada upaya politik kubu Jokowi untuk menahan dan mengunci, meskipun tanggal 9 dan 10 (Agustus) sehari jeda untuk bisa bermanuver secara politik. Bahkan sejam sebelum penutupan pun masih ada kemungkinan," jelasnya.
Dengan posisi seperti ini, Ferdinan berkata, partainya tengah membuka komunikasi dengan kubu Prabowo Subianto. Di kubu ini, sudah ada Partai Gerindra, PAN dan PKS.
"Akhirnya kita harus memilih. Apa yang kita lakukan sekarang adalah komunikasi intensif dengan Gerindra, PAN dan PKS," kata dia.
Dia menilai, Prabowo layak menjadi calon presiden di Pemilu 2019. Tapi dia tidak mau berkesimpulan Prabowo adalah pemenangnya. "Kalau bicara layak atau tidak layak, tentu layak. Menang atau tidak nanti masyarakat yang menentukan. Bicara layak atau layak tentu layak," ujarnya.
"Beliau punya menang tergantung wakilnya siapa. Wakilnya Pak Prabowo akan sangat menentukan peluangnya menang," kata Ferdinan.