Elektabilitas Prabowo Meroket, Gerindra Kini Siapkan Berbagai Strategi untuk Menang di Pilpres 2024

| 21 Nov 2022 20:15
Elektabilitas Prabowo Meroket, Gerindra Kini Siapkan Berbagai Strategi untuk Menang di Pilpres 2024
Prabowo Subianto. (Foto: Antara)

ERA.id - Sejumlah survei menempatakan elektabilitas Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di posisi teratas. Meski begitu, hasil survei tidak selalu menjadi patokan kemenangan di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan pihaknya selalu membaca berbagai macam survei. Namun, kemenangan Prabowo dan partainya akan ditentukan dari kerja politik di lapangan.

"Dari dulu kita membaca survei dari kanan ke kiri, dari kiri ke kanan, survei itu saya baca. Tetapi kan kerja politik yang akan menentukan semua," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Meski begitu, Muzani bersyukur sejumlah lembaga survei menempatkan posisi Partai Gerindra dan Prabowo diurutan teratas.

"Ya Alhamdulillah, mudah-mudahan amin lah pokoknya," ucapnya.

Sementera ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya telah mempersiapkan berbagai strategi untuk memenangkan pemilu, khususnya Pilpres 2024.

Dasco bilang, Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gerindra telah menyiapkan skenario untuk memenangkan Prabowo di Pilpres 2024. Mulai dari pasangan calon wakil presiden (cawapres) hingga kemungkinan pilpres digelar dua putaran.

"Kami telah menyiapkan juga opsi-opsi mengenai pasangan maupun putaran sehingga, apa pun itu, kami akan siap menghadapinya," kata Dasco.

Sementara terkait dengan hasil survei mengenai elektabilitas Partai Gerindra dan Prabowo, Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan hal yang dinamis dan berubah seiring berjalannya waktu.

Dia berharap ke depan perubahan itu terjadi ke arah lebih baik yang memberikan dampak positif untuk Prabowo.

"Dalam perjalanannya menuju Pemilu nanti pasti kan ada perubahan-perubahan baik perubahan yang lebih baik, ataupun perubahan-perubahan yang lain, tergantung nanti dari tingkat keterpuasan calon pemilih terhadap para calon. Kita beharap bahwa tingkat kepemuasan pemilih terhadap Pak Prabowo ini akan terus tetap," paparnya.

Diketahui, hasil survei dari SSI menunjukkan nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto unggul pada simulasi pemilihan presiden (pilpres) dua putaran, baik dengan empat maupun tiga kandidat.

Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim mengatakan, simulasi dengan empat kandidat calon presiden, Prabowo unggul dengan elektabilitas 35,3 persen dari nama Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Di ronde kedua, jika yang maju adalah Prabowo versus Ganjar, maka Prabowo punya potensi lebih besar untuk mengalahkan Ganjar dengan tingkat keterpilihan 35,3 persen; sedangkan Ganjar 33,8 persen," kata Hakim dalam keterangan tertulis, Jumat (18/11/2022).

Sebelumnya, Hakim mengatakan pada ronde pertama simulasi pilpres, justru Ganjar Pranowo unggul dengan elektabilitas 28,6 persen, kemudian Prabowo meraih 26,3 persen, Anies mendapat 23,3 persen, dan Puan memperoleh 0,7 persen. Sementara itu, 21,1 persen lainnya tidak menjawab, mengaku tidak tahu, dan belum memutuskan.

"Jika ada empat nama yang maju, belum ada satu capres pun yang memiliki elektabilitas mencapai 50 persen plus 1 untuk bisa memenangi kontestasi (simulasi pilpres) dalam satu ronde. Bahkan, jika suara yang tidak tahu atau tidak jawab atau rahasia atau belum memutuskan ditambahkan secara proporsional ke empat nama yang maju, juga belum (ada 50 persen plus 1)," jelasnya.

Dengan demikian, lanjut Hakim, pilpres tidak akan selesai dalam satu babak dan berpotensi berlanjut ke putaran kedua. Berdasarkan simulasi itu, yang berpotensi maju ke putaran kedua adalah Ganjar dan Prabowo.

Hakim mengatakan Prabowo unggul pada putaran kedua karena suara para pemilih Anies di putaran pertama cenderung berpindah kepadanya.

"Suara Anies akan berpindah memilih Prabowo sebanyak 31,5 persen, sementara yang memilih Ganjar sebanyak 17,9 persen," katanya.

Selanjutnya, dalam simulasi pilpres dengan tiga kandidat-yakni Prabowo, Anies, dan Puan-pada putaran pertama, Prabowo unggul dengan elektabilitas 31,3 persen; Anies 28,1 persen; dan Puan 3,0 persen. Lalu pada putaran kedua, Prabowo kembali unggul dengan elektabilitas 33,2 persen.

Pada putaran pertama simulasi pilpres dengan kandidat Prabowo, Ganjar, dan Puan, kemenangan diraih oleh Prabowo dengan elektabilitas 31,8 persen; selanjutnya Ganjar sebanyak 31,6 persen dan Puan Maharani 3,3 persen.

"Di ronde kedua, Prabowo memiliki potensi lebih besar untuk mengalahkan Ganjar dengan elektabilitas 35,3 persen, sedangkan Ganjar 33,8 persen," kata Hakim.

Kemudian, pada putaran pertama simulasi dengan kandidat Prabowo, Ganjar, dan Anies, sosok yang unggul adalah Ganjar dengan elektabilitas 29,7 persen, Prabowo 24,8 persen, dan Anies 23,5 persen. Namun, pada putaran kedua, Prabowo justru unggul dengan elektabilitas 35,3 persen karena suara dari pendukung Anies.

Survei SSI dilakukan pada 6-12 November dengan populasi WNI berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode penarikan acak bertingkat dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang dan berasal dari 34 provinsi di Indonesia.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Toleransi atau batas kesalahan survei ini sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Nama-nama kandidat yang muncul dalam simulasi pilpres itu dihadirkan oleh SSI berdasarkan dinamika politik saat ini.

Dengan ambang batas pencalonan presiden dan wapres dari parpol di DPR minimal 20 persen, SSI menemukan empat gugus koalisi yang tampak akan mulai terbentuk.

Pertama, gugus PDIP dengan total kursi 22,3 persen yang berkemungkinan memajukan Puan sebagai capres. Kedua, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Partai Golkar, PAN dan PPP dengan total kursi 25,7 persen mengusung Ganjar.

Ketiga, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri atas Gerindra dan PKB dengan total komposisi kursi 23,7 persen mengusung Prabowo. Keempat, Koalisi Perubahan dari Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat dengan total kursi 28,3 persen mengusung Anies.

Rekomendasi