Ada Komunikasi Tak Sampai di Internal Prabowo-Sandiaga

| 20 Aug 2018 12:06
Ada Komunikasi Tak Sampai di Internal Prabowo-Sandiaga
(Foto: Twitter @jokowi)
Jakarta, era.id - Belum memasuki masa kampanye, suhu Pemilu Presiden 2019 mulai menghangat. Dua kubu sedang mempersiapkan diri untuk Pilpres 2019; Joko Widodo-Ma'ruf Amin melawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Bisa kita katakan, kehangatan itu dimulai dari pernyataan sejumlah politisi yang berada di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mengkritisi opening Asian Games 2019 yang digunakan untuk Jokowi melakukan pencitraan.

Sebut saja politikus Partai Gerindra Andre Rosiade yang menyebut opening Asian Games ini menguntungkan Joko Widodo sebagai calon petahana. Lewat video pembukaan Asian Games ini, Jokowi diimajikan sebagai sosok yang keren bermotor dan milenial. Tapi dia memang sepakat kalau video itu sangat menghibur.

Tak hanya Andre, politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga mengomentari soal video yang memperagakan Jokowi naik motor itu. Dia lebih memfokuskannya pada peran pengganti Jokowi saat menunggangi motor itu. Kata Ferdinand, Jokowi harus mengakui kalau adegannya menggunakan peran pengganti.

Yang menarik, sesungguhnya, Sandiaga sendiri sudah berpesan kepada seluruh politikus partai pendukungnya untuk tidak mengomentari hal negatif terkait pelaksanaan Asian Games, dari dibuka pada 18 Agustus sampai ditutup pada 2 September. Bahkan, Sandiaga bilang, larangan ini adalah pesan dari Prabowo.

Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, dengan perbedaan sikap ini membuktikan ada hal yang salah. Kata dia, koordinasi dan komunikasi antara elite dan jajaran bawahnya, belum berjalan dengan baik.

"Merujuk kepada hal itu, saya lihat di sini ada koordinasi komunikasi yang belum jalan antara mereka. karena mereka mengkritisi Asian Games itu, sementara di sisi lain, mereka diminta tidak perlu mengkritik Asian Games," kata Emrus dihubungi era.id, Senin (20/8/2018).

Tapi, menurutnya, kritik adalah hal yang perlu dilakukan untuk suatu kebijakan. Sebab, menurutnya, kritik bisa memberikan energi positif agar kebijakan selanjutnya bisa lebih baik.

Namun, yang perlu ditegaskan, kritik ini harus berbasis fakta, data dan memberikan solusi. Karena kalau tidak seperti itu, kritik yang disampaikan adalah hal yang tidak bermutu.

"Karena kalau kita lihat, kemarin itu sangat luar biasa. Banyak yang menganggap sukses dan berhasil. Dunia internasional pun memuji. Hanya segelintir orang yang mengkritik. Itu mungkin karena memang ada agenda politik tertentu atau yang lain. Tapi, faktanya, yang mengkritik itu hanya segelintir kok. Mayoritas mengakui pembukaan Asian Games itu sangat bagus sekali," kata dia.

Rekomendasi