Wanita Alabama Menyesal Gabung ISIS, Klaim Jadi Korban dan Minta Pulang ke Amerika Serikat

| 10 Jan 2023 14:30
Wanita Alabama Menyesal Gabung ISIS, Klaim Jadi Korban dan Minta Pulang ke Amerika Serikat
Hoda Muthana (Dok: Istimewa)

ERA.id - Seorang wanita asal Alabama, Hoda Muthana, menyesali tindakannya 9 tahun lalu. Muthana menyesal gabung ke ISIS dan berharap bisa kembali pulang ke Amerika Serikat.

Menurut laporan AP News, Hoda Muthana yang bergabung dengan ISIS pada tahun 2014 menyesali keputusannya tersebut. Ia mengaku rela menghabiskan waktunya di penjara demi pulang ke Amerika Serikat.

"Jika saya perlu duduk di penjara, dan menghabiskan waktu saya, saya akan melakukannya. Saya tidak akan melawannya," kata Hoda Muthana.

Lalu, kata Muthana, dia berharap pemerintah Amerika Serikat dapat memberinya izin untuk kembali dan mendapati kewarganegaraannya kembali. Hal ini lantaran kewarganegaraan hoda Muthana telah dicabut di tahun 2016 dibawah pemerintahan Obama.

Bukan hanya itu saja, Muthana juga berharap pemerintah dapat memaklumi tindakannya yang salah dengan bergabung bersama ISIS.

"Saya berharap pemerintah saya memandang saya sebagai seseorang yang muda pada saat itu dan naif," ungkapnya.

Muthana, yang lahir di New Jersey dari imigran Yaman dan dibesarkan di Alabama, kabur dari rumah pada usia 20 tahun untuk bergabung dengan ISIS.

Dibesarkan dalam keluarga Muslim konservatif, dia memberi tahu keluarganya bahwa dia akan melakukan perjalanan sekolah tetapi malah terbang ke Turki dan menyeberang ke Suriah menggunakan dana dari uang sekolah yang diuangkan secara diam-diam.

Begitu dia tiba di Suriah, Muthana mengatakan dia ditahan di wisma yang disediakan untuk wanita dan anak-anak yang belum menikah.

"Saya belum pernah melihat kekotoran seperti itu dalam hidup saya, seperti ada 100 wanita dan anak-anak dua kali lebih banyak, berlarian, terlalu banyak kebisingan, tempat tidur kotor," kenangnya.

Menurut Muthana, satu-satunya jalan keluar agar terbebas dari tempat itu ialah menikah dengan seorang ISIS. Ia pun melakukan hal tersebut dan memiliki seorang anak. Dua suami pertamanya, termasuk ayah dari putranya tewas dalam pertempuran. Sementara suami ketiganya sudah ia ceraikan.

Hoda Muthana kini menyesali semua keputusannya untuk bergabung bersama ISIS. Ia mengaku selama menjadi bagian ISIS telah dicuci otak oleh kelompok teroris tersebut.

Sejak bergabung dengan ISIS, Muthana termasuk pendukung yang vokal dalam setiap kesempatan. Pada media sosialnya tahun 2015, ia mendorong lebih banyak orang Amerika untuk bergabung dengan kelompok ekstremis dan melakukan serangan di rumah, termasuk penembakan di jalan, menabrak kendaraan, dan menargetkan pertemuan besar pada hari libur nasional.

Akan tetapi tindakan itu kini dibantah tegas olehnya. Ia mengklaim selama masa itu ponselnya dicuri dan postingan viral itu dibuat oleh pendukung ISIS.

Saat ini Muthana tinggal di kamp penahanan di Suriah utara yang menampung ribuan janda pejuang ISIS dan anak-anak mereka. Dia terus mengklaim bahwa dia adalah korban yang sekarang akan mengadvokasi ekstremisme.

"Bahkan di sini, saat ini, saya tidak bisa sepenuhnya mengatakan semua yang ingin saya katakan. Tapi begitu saya pergi, saya akan melakukannya. Saya akan menentang ini," katanya.

"Saya berharap dapat membantu para korban ISIS di Barat memahami bahwa seseorang seperti saya bukan bagian darinya, bahwa saya juga adalah korban ISIS," lanjutnya.

Sementara itu, Hassan Shably, seorang pengacara keluarga Muthana mengatakan, wanita yang kini sudah berusia 28 tahun itu adalah korban dari operasi perekrutan yang sangat canggih dan terorganisir.

"Dia benar-benar salah arah, dan tidak ada yang menyangkalnya. Tapi sekali lagi, dia adalah seorang remaja yang menjadi korban dari operasi perekrutan yang sangat canggih yang berfokus untuk memanfaatkan kaum muda, yang rentan, yang kehilangan haknya," kata Shably.

Rekomendasi