ERA.id - Kelompok jihadis Islam ISIS telah menyatakan bertanggung jawab atas dua bom bunuh diri yang meledak di luar perimeter bandara Kabul, Afghanistan, Kamis, (26/8/2021), dan mengakibatkan sedikitnya 60 orang tewas.
Pernyataan ISIS tersebut disampaikan melalui kanal Telegram kantor berita Amaq, yang merupakan afiliasi kelompok teroris tersebut, melansir Al Jazeera, Jumat.
BREAKING : Blast outside #KabulAirport . Here are the latest pictures. pic.twitter.com/g9LtdIHfja
— Sudhir Chaudhary (@sudhirchaudhary) August 26, 2021
Pelaku pengeboman di lapangan sendiri diduga berasal dari kelompok Islamic State in Khorasan Province (ISIS-K), afiliasi kelompok negara Islam yang diketahui membenci bangsa-bangsa Barat dan juga kelompok Taliban, yang baru-baru ini berhasil mengambil alih pemerintahan di Afghanistan.
Melansir Al Jazeera, anggota kelompok ISIS-K, yang punya afiliasi erat dengan kelompok Islamis di Irak dan Suriah, tercatat telah melakukan sejumlah serangan brutal. Mereka umumnya menyasar kelompok minoritas muslim Syiah di Afghanistan.
Pada 2020, kelompok ISIS-K pernah melakukan serangan ke sebuah rumah sakit bersalin di ibu kota Kabul. Dalam serangan tersebut, sejumlah ibu dan bayi yang aru lahir tewas.
Pada Kamis, satu dari dua bom bunuh diri yang didalangi kelompok tersebut menyasar sekumpulan warga Afghanistan yang berkerumun di sebuah pintu masuk menuju Bandara Internasional Hamid Karzai, seperti disebutkan Al Jazeera.
Ledakan kedua terjadi di dekat Baron Hotel, tempat di mana banyak orang - termasuk warga Afghanistan, Inggris, dan Amerika Serikat - berkumpul sebelum menjalani evakuasi via bandara Kabul.
Sedikitnya 60 orang tewas dalam dua serangan tersebut, sebut sumber Al Jazeera. Lebih dari 140 orang lainnya mengalami luka-luka.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa 12 personil militer AS turut jadi korban tewas dalam serangan tersebut. Selain itu, 15 orang tentara mengalami luka-luka.
Ancaman serangan oleh ISIS sudah dimengerti oleh sejumlah pemerintahan AS dan Eropa, yang pada Rabu meminta seluruh warganya menjauhi bandara Kabul karena adanya risiko keamanan. Sayangnya, seperti diberitakan di Al Jazeera, saran untuk menjauhi bandara pada Kamis tidak diindahkan oleh warga Afghanistan yang umumnya ingin segera pergi dari negeri tersebut sebelum militer AS mengakhiri operasi mereka pada 31 Agustus nanti.