Titik Panas di Kalimantan Barat Turun Signifikan

| 22 Aug 2018 16:22
Titik Panas di Kalimantan Barat Turun Signifikan
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Jumlah titik panas (hotspot) akibat kebakaran lahan di Kalimantan Barat turun secara signifikan. Berdasarkan pantauan Satelit Terra/Aqua NASA, jumlah hotspot hari ini, Rabu (22/8/2018), hanya terpantau 1 titik, dari 225 titik yang terpantau sejak Rabu (15/8/2018). Sementara itu, pantauan dari satelit NOAA (ASMC) terjadi penurunan jumlah hotspot menjadi 28 titik dari 212 titik yang ditemukan. 

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan menyebut, Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Manggala Agni terus lakukan upaya pengendalian di tingkat tapak.

"Personel Manggala Agni bersama para pihak terus melakukan penanggulangan karhutla hampir disemua Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Singkawang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Melawi," ujar Raffles dalam keterangna tertulis, Selasa (21/8/2018).

Sebanyak enam helikopter berjenis Heli Bolcow 105 PK-EAH dan Heli Bell 214 B terus melakukan pemadaman water bombing melalui udara dengan menumpahkan air sebanyak 8,2 juta liter dengan 6.420 sortie untuk membantu pemadaman dari darat. 

Kepala BPBD Provinsi Kalimantan Barat akan membuat kajian peningkatan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat, dengan mempertimbangkan dampak yang terjadi, ketersediaan anggaran dan jumlah kabupaten/kota yang telah meningkatkan statusnya. 

Di samping itu, Manggala Agni bersama TNI, POLRI, dan masyarakat terus intensifkan patroli terpadu, proses sosialisasi, deteksi dini, dan penyadartahuan kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan agar karhutla tidak meluas. Di Provinsi Kalimantan Barat Patroli Terpadu dilakukan dengan mendirikan 60 posko desa yang menjangkau 189 desa rawan kebakaran hutan dan lahan.

"Kegiatan patroli terpadu ini dilakukan sebagai pintu masuk petugas untuk bersosialisasi kepada masyarakat, diharapkan melalui patroli ini bisa mencegah dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak membakar hutan atau lahan. Selain itu, jika petugas patroli menemukan titik api bisa langsung melakukan pemadaman dini dengan alat yang dibawanya sehingga api tidak meluas," tutur Raffles. 

Rekomendasi