ERA.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya penurunan titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dari 132 titik pada Selasa (17/10) menjadi 79 titik pada Rabu (18/10).
"Sebanyak 79 titik panas tersebut terpantau sepanjang Rabu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan, Diyan Novrida di Balikpapan dikutip dari Antara, Kamis (19/10/2023).
Ia menjelaskan bahwa titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, yakni dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.
Untuk itu, ia mengimbau semua pihak saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla, karena banyak lahan kering yang mudah terbakar.
Sebaran titik panas ini telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Sebelumnya yang terpantau 132 titik panas, tersebar pada tujuh kabupaten yakni Kabupaten Paser terdeteksi 35 titik, Penajam Paser Utara dua titik, Kutai Barat delapan titik, Kutai Timur 58 titik, Kutai Kartanegara 23 titik, Berau empat titik, dan Kabupaten Mahakam Ulu dua titik panas.
Sedangkan 79 titik panas yang terpantau sepanjang Rabu kemarin tersebar pada satu kota dan enam kabupaten, yakni di Kota Bontang dua titik, Kabupaten Paser tiga titik, Kutai Barat sembilan, Kutai Timur 43, Kutai Kartanegara 13, Berau tujuh, dan Kabupaten Mahakam Ulu dua titik.
"Rinciannya antara lain di Kabupaten Kutai Barat yang terpantau sembilan titik, tersebar pada lima kecamatan yakni Linggang Bigung, Damai, dan Nyuatan masing-masing satu titik, kemudian Muara Lawa satu titik, dan Kecamatan Siluq Ngurai empat titik," kata Diyan.