"Saya bilang begini, jangan membuat statement yang bisa ditafsiri orang maupun dipahami orang itu menghina, mem-bully kelompok lain. Itu tidak baik. Itu bisa merugikan Pak Farhat sendiri, merugikan partai, merugikan paslon. Sudah, sudah saya tegur. Saya WhatsApp," kata Karding kepada wartawan di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018).
Menurutnya, ucapan Farhat itu bukanlah mewakili Tim Kampanye Nasional KIK yang merupakan pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019. Karding juga bilang, tulisan Farhat itu kemungkinan didasari rasa fanatik terhadap bakal capres Joko Widodo.
"Mungkin karena dia fanatik sama Pak Jokowi dan ngerasa selama ini orang yang menghina Pak Jokowi mulai dr isu PKI lah, cina lah, apa semua digoreng terus maka Farhat Abas bilang tak boleh menghina seperti itu," jelas Karding.
Sekjen PKB itu juga menyebut cukup banyak yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Sehingga, tak mungkin KIK mengontrol orang-orang tersebut satu persatu. Namun yang pasti, narasi yang digunakan Farhat Abbas itu bukanlah anjuran dari tim pemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Orang fanatik ini kan macam-macan ya ada yg seperti farhat, ya ada gayanya sapa lagi, enggak bisa kita kontrol satu-satu tetapi saya tegaskan itu bukan sikap bukan keinginan TKN, sama sekali bukan. Kita tidak tahu menahu," kata Karding.
Setelah ditegur, Farhat meminta maaf. Maafnya itu disampaikan di unggahan Instagramnya. Unggahan itu berupa foto dirinya dengan tulisan maaf karena dia ditegur Karding.
"Farhat Abbas Caleg DPR RI Partai PKB Dapil Jabar VI Depok Dan Kota Bekasi Berpantun Tapi dibalas Emosi harusnya balas dengan Pantun Juga Dong He he he ,, Iklim Capres Semakin Memanas ! 2024 Gue Maju Capres Indonesia ! Sampai Jumpa," kata dia pada keterangan foto unggahan Instagram itu.