ERA.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan mata merah menjadi salah satu gejala baru yang ditemukan pada pasien COVID-19 yang terkena subvarian XBB.1.16 atau Arcturus.
“Dari data di India, subvarian Arcturus yang masih merupakan turunan Omicron ini disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah,” kata Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama kepada ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu (15/4/2023).
Ngabila menuturkan gejala baru berupa mata merah tersebut, diikuti dengan peningkatan kotoran mata (belek), batuk kencang, dan dada yang terasa agak sakit seperti tertarik.
Terkait dengan temuan dua pasien Arcturus sebelumnya, ia mengatakan keduanya tidak mengalami mata merah. Namun, sudah ada beberapa pasien COVID-19 dengan perawatan di rumah sakit yang mengalami gejala mata merah.
“Kami masih memproses pemeriksaan (tiap pasien yang menderita gejala tersebut dengan) menggunakan genome sequencing,” katanya.
Menanggapi hal ini, Ngabila mengatakan selama tren keperawatan di rumah sakit dan kematian tidak naik, seharusnya situasi pandemi COVID-19, khususnya di Jakarta masih aman dan terkendali.
Namun, dia mengimbau setiap pihak agar lebih mewaspadai penularan Arcturus yang sudah masuk ke Indonesia. Sebab situasi di India sebagai salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus positif akibat Arcturus menunjukkan varian itu lebih banyak menulari anak-anak.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada kenaikan tren signifikan untuk kasus anak di DKI Jakarta, yang disebabkan oleh Arcturus. Untuk mencegah keparahan gejala dan tren keterisian tempat tidur di rumah sakit yang meningkat (BOR), ia meminta setiap orang tua untuk segera melengkapi dosis vaksinasinya di fasilitas kesehatan terdekat.
Untuk usia 12-17 tahun, kata dia, bisa melengkapi dosis vaksinasinya sebanyak dua dosis dengan menggunakan jenis Pfizer. Sementara untuk usia 18 tahun ke atas bisa melakukan vaksinasi dengan empat dosis vaksin menggunakan jenis Pfizer, Indovac maupun Inavac.
“Waspada varian baru COVID-19. Jangan panik tetapi sebaiknya tetap disiplin protokol kesehatan dengan memakai masker untuk mencegah sakit dengan gejala yang berat hingga kematian,” ucap Ngabila.
Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : Bambang Sutopo Hadi