Khofifah mengatakan, perannya untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin akan kurang efektif jika dirinya masuk di TKD Jatim. Dia justru ingin mengoptimalkan jaringan yang dia bangun di skala nasional.
"Saya sejak awal memohon untuk tidak masuk di dalam tim kemenangan baik pusat maupaun daerah. Karena sesungguhnya kami ini punya jejaring yang Insya Allah lebih strategis jika kami tidak perlu masuk di dalam tim pemenangan resmi. Jadi akhirnya teman-teman mengkoordinasikan melalui relawan," ungkap Khofifah kepada wartawan di Gedung PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2018).
Mantan menteri sosial ini juga bilang, dengan tidak masuknya dia ke dalam tim tersebut akan membuatnya lebih fleksibel untuk membangun komunikasi dengan banyak kelompok.
"Ini lebih memungkinkan untuk memaksimalkan semua jaringan yang kita punya dan tidak hanya terbatas Jatim. Kalau memang kita semua akan bersinergi untuk memenangkan pak Jokowi dan kiai Ma'ruf, mari kita maksimalkan semua jaringan yang kita punya dan saya salah satunya yang oleh teman-teman diharapkan bisa memaksimalkan jaringan itu," jelasnya.
Supaya kalian tahu, sejumlah nama besar masuk dalam susunan tim kampanye daerah (TKD) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Salah satunya sosok Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya Emil Elestianto Dardak pun juga masuk di dalam tim, begitu pula Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dalam susunan tim itu, Khofifah bertugas sebagai anggota dewan penasihat sementara wakilnya menjadi Emil anggota dewan pengarah, sementara Risma jadi korwil Surabaya. Sementara, Mantan Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin tercatat mejadi ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Timur.