Golkar Tak Masalah Airlangga Jadi Cawapres Prabowo

| 25 May 2023 20:15
Golkar Tak Masalah Airlangga Jadi Cawapres Prabowo
Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)

ERA.id - Nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mencuat sebagai salah satu kandidat untuk dipasangakan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo mengakui, hal tersebut memang menjadi salah satu alternatif yang tengah dipertimbangkan. Meskipun tak sesuai dengan hasil musyawarah nasional (munas) Partai Golkar yang mendorong Airlangga maju sebagai calon presiden (capres).

"Itu juga salah satu alternatif (Airlangga jadi calon wakil presiden Prabowo). Kalau memang bisa, kenapa tidak," kata Firman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Dia menilai, apabila Airlangga menjadi cawapres untuk Prabowo maka akan menjadi pasangan yang ideal. Keduanya dinilai memiliki kemampuan di bidang ekonomi dan ketahanan negara.

Terlebih saat ini, Airlangga dan Prabowo sama-sama menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Antara Pak Prabowo dengan Pak Airlangga ini kan beliau sama-sama anak buahnya presiden. Kedua, track record nya sudah terukur, Pak Airlangga sangat menguasai, piawai dalam masalah ekonomi, kemudian Pak Prabowo sangat menguasai pertahanan dan keamanan," papar Firman.

"Saya rasa ini kombinasi yang cukup bagus," imbuhnya.

Terkait dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang juga mengincar tiket cawapres untuk mendampingi Prabowo, sementara di sisi lain Partai Golkar dikabarkan hendak merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Gerindra dan PKB.

Menurut Firman, hal itu masih bisa dimungkinan, hanya saja tergantung dengan lobi-lobi antara ketiga partai.

"Ya nanti kan tentunya ada suatu kompromi politik. Dalam lobi-lobi politik kan ada kompromi politik," ucapnya.

Lebih lanjut, anggota DPR RI itu menambahkan bahwa dalam menentukan pasangan capres-cawapres tidak hanya melihat populitaritas tokoh. Melainkan juga kapasitas, dan integritas.

"Kemampuan mereka menjadi ukuran utama kalau bagi saya ya, karena kita tidak boleh bermain api dan kita tidak boleh berisiko dalam memilih pemimpin ke depan," pungkasnya.

Rekomendasi