Tak Ada BIN di Balik Pencekalan Rizieq Shihab

| 28 Sep 2018 17:34
Tak Ada BIN di Balik Pencekalan Rizieq Shihab
Rizieq Shihab (Sumber: Istimewa)
Jakarta, era.id - Direktur Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto memastikan tudingan campur tangan BIN untuk mencekal Habib Rizieq Sihab (HRS) di Arab Saudi adalah hoaks.

"Berita yang menyatakan bahwa BIN merekayasa dan memengaruhi Pemerintah Arab Saudi agar HRS tidak dapat keluar dari Arab Saudi adalah hoaks," kata Wawan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/9/2018).

Sebaliknya, kata Wawan, pemerintah Indonesia justru menginginkan Rizieq Sihab kembali ke tahan air untuk menyelesaikan kasus yang membelitnya. "Pemerintah Indonesia justru ingin agar HRS segera kembali ke tanah air guna menuntaskan masalahnya, makin cepat kembali ke tanah air akan lebih baik."

"Masalah isu cekal oleh pihak Arab Saudi sama sekali tidak ada hubungannya dengan BIN dan Pemerintah RI. Sebab ini adalah otoritas negara berdaulat, bukan atas permintaan ataupun tekanan negara lain," jelas Wawan.

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan, Arab Saudi menyatakan enggak ada masalah dengan Rizieq Sihab. Bahkan, Arab Saudi menyatakan enggak pernah mencekal Rizieq Sihab untuk keluar dari Saudi.

"Tidak perlu menuding BIN, Polri maupun Kemenlu. Jika menurut HRS masih ada masalah lain, seyogyanya segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut. Makin berlarut-larut maka akan memunculkan banyak spekulasi," kata Wawan.

Wawan juga menjelaskan, BIN enggak pernah membatasi kegiatan Rizieq Sihab baik di Indonesia, di Arab Saudi maupun di negara lain yang dikunjunginya.

"Pertemuan sejumlah tokoh dengan HRS di Saudi adalah hak setiap warga negara dan tidak masalah. BIN tidak mempersoalkan afiliasi politik HRS, sebab sebagai negara demokratis maka HRS bebas menentukan arah pilihan politiknya," tutur Wawan.

Wawan menegaskan, BIN bertugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam hal ini BIN juga harus menjaga keselamatan Rizieq Sihab. "Berbagai tuduhan kepada BIN hanya opini dan itu hoax," tegasnya.

Rekomendasi