Ini Tantangan Partai Baru untuk Masuk Parlemen

| 28 Sep 2018 19:01
Ini Tantangan Partai Baru untuk Masuk Parlemen
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M. Qodari. (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M. Qodari mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi partai baru untuk bisa duduk di kursi parlemen pada Pemilu 2019. Partai-partai baru tersebut di antaranya Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, dan Partai Garuda.

Qodari menyebut, untuk menggaet suara 6 juta pemilih itu, ada 4 tantangan yang harus dihadapi. Pertama, menjadi peserta Pemilu 2019.

"Menjadi peserta pemilu ini sudah berhasil dilewati oleh partai baru yaitu Berkarya, Perindo, PSI, dan Garuda," ujar Qodari dalam diskusi 'Fokus Parlemen Treshold 4% Pemilu 2019' di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Tantangan yang kedua, kata Qodari, adalah lolos persaingan antara partai baru lainnya, mana yang lebih menonjol daripada partai baru lainnya. "Kalau dulu tahun 2014 partai barunya cuma ada satu yaitu NasDem. Kalau dulu NasDem sendirian, jika ada pemilih yang bosan dengan partai lama, pas kampanye tinggal bilang pilih NasDem," ucap Qodari.

Partai peserta Pemilu 2019. (era.id)

"Nah, kalau 2019 partai barunya ada empat. Maka sekarang orang yang bosan dengan partai lama, agak bingung karena pilihannya ada banyak," lanjutnya.

Tantangan berikutnya, tambah Qodari, adanya efek ekor jas, yaitu ketika pengaruh tokoh yang sudah kuat dilaksanakan pada konteks pemilihan serentak, efeknya ke partai sang tokoh akan semakin menguat.

Baca Juga : KPU Bantah Gerindra dan PKS Coret Caleg Eks Koruptor

"2009 NU tapi yang disukai PKB karena ada Gusdur. 2004 Demokrat baru karena daya tarik seorang SBY. 2014 Gerindra melonjak menjadi partai urutan 3 karena faktor Prabowo. Permasalahannya, partai baru ini belum punya tokoh, jadi belum ada magnet elektoral," tutur dia.

Rekomendasi