MPR Turun Tangan Perjuangkan Silat ke UNESCO

| 30 Sep 2018 20:13
MPR Turun Tangan Perjuangkan Silat ke UNESCO
Pencak silat beregu di Asian Games 2018 (Sumber: ANTARA FOTO/INASGOC)
Jakarta, era.id - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) turun tangan dalam memperjuangkan pengakuan pencak silat sebagai warisan dunia asal Indonesia dari UNESCO. Menurut Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, parlemen internasional akan jadi jalur yang diambil oleh pihaknya.

"Silat itu beladiri asli Indonesia. Kita akan perjuangan lewat parlemen internasional", kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Minggu.

Hidayat mengatakan hal itu saat menghadiri Festival Muharam yang digelar di Kampung Rawajati, Pancoran, Jakarta, yang diisi dengan berbagai ragam kesenian dan budaya Betawi. Lebih lanjut Hidayat merasa optimistis lewat organisasi parlemen antarbangsa bisa memperjuangkannya, sebab Indonesia aktif di sini.

Dikatakan di DPR ada komisi yang membidangi pendidikan, olahraga, dan budaya. Di lembaga ini, HNW siap memperjuangkan silat untuk diusulkan ke Unesco sebagai budaya Indonesia. Perlindungan budaya juga ada dalam UUD 1945. Menurut pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu memperjuangkan silat asli Indonesia tak cukup lewat pemerintah dan DPR.

 

Sebelumnya, Asosiasi Silat Tradisi Betawi (Astrabi) menyampaikan masalah dan aspirasi kepada HNW. Kepada HNW, mereka mengungkapkan keinginan agar silat diakui sebagai budaya asli Indonesia. "Kami meminta Unesco mengakui silat asli Indonesia," ujar wakil Astrabi.

Lebih lanjut dikatakan, silat sudah dipertandingkan di Asian Games. Sejak lama silat sudah diperagakan di negara-negara Eropa seperti Prancis. Diakui untuk mendapat pengakuan Unesco tak mudah, selain harus menyakinkan banyak negara, juga ada klaim Malaysia bahwa beladiri itu berasal dari sana.

Astrabi yakin silat dari Indonesia dengan alasan dilihat dari akar sejarah, Indonesia lebih unggul. Dicontohkan mayoritas sumber silat di Malaysia adalah keturunan Minang, Sumatera Barat.

Dalam pertemuan itu, Astrabi tak hanya mencurahkan masalah silat. Mereka mengharap agar bantuan dana pelestarian budaya Betawi dari Pemda Jakarta dipastikan mengalir ke yang berhak. Mereka mengaku masih banyak pegiat budaya Betawi yang swadaya tanpa bantuan dan perhatian pemerintah ketika melakukan kegiatan.

Baca Juga : Pencak Silat Keren, Tapi Punya Siapa?

Baca Juga : Pencak Silat, Dilema Antara Emas dan Kebesaran

Menanggapi aspirasi itu, HNW sependapat bila silat bukan dari Malaysia. "Kata silat itu dari Indonesia," jelasnya. Diungkapkan, bangsa ini sejak dulu menggunakan silat untuk melawan penjajah.

Perjuangan silat sebagai budaya asli Indonesia bagi HNW perlu diseriusi sebab olahraga ini telah mengangkat harkat dan martabat bangsa. "Separuh raihan emas Indonesia di Asian Games dari silat", ujarnya. Ia berharap dalam Asian Games selanjutnya, Indonesia bisa meraih emas dari silat lebih banyak lagi.

Ia senang pada silat sebab olahraga ini membentuk karakter yang positif. Dikatakan tak ada pesilat yang mabuk-mabukan atau terlibat narkoba. "Artinya silat sebagai alternatif kegiatan positif bagi anak muda," katanya.

Tags : unesco mpr
Rekomendasi