Enam Prioritas Tangani Gempa Palu-Donggala

| 01 Oct 2018 16:56
Enam Prioritas Tangani Gempa Palu-Donggala
Proses evakuasi korban gempa Palu-Donggala (Twitter: @Sutopo)
Jakarta, era.id - Gempa yang melanda kota Palu dan kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah, hingga Senin (1/10/2018) siang, menyebabkan 844 korban jiwa dan 744 korban jiwa telah diidentifikasi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ada enam prioritas dalam penanganan korban pascagempa.

Pertama, tim SAR gabungan melanjutkan evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban. Untuk masalah ini, tim SAR memerlukan alat berat untuk membantu proses evakuasi, apalagi kepada korban yang tertimpa reruntuhan bangunan, material longsor, dan tertimbun lumpur.

"Alat berat didorong didatangkan dari luar, dari Mamuju, Gorontalo, Poso, Balikpapan. Tanpa alat berat, tim SAR gabungan mengalami kesulitan. Memang daerahnya luas dan saat ini sumber daya yang ada masih terbatas," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).

Sutopo melanjutkan, personel tim SAR gabungan juga masih perlu ditambah. Sehingga tim bisa bisa melakukan pembagian wilayah kerja menjadi beberapa sektor.

"Saat ini tim SAR gabungan dikoordinasi Basarnas. Fokus pencarian di Hotel Roa Roa, Sigi, Donggala, Balaroa, Patogo, Mal Ramayana, Restoran Dunia Baru, dan pantai Talisi, serta di Hotel Mercure," kata dia.

Proritas yang kedua penanganan gempa ini adalah melakukan pemakaman jenazah yang ada di rumah sakit. Pemakaman ini harus perlu dilakukan karena korban sudah berada selama 3 hari dan mulai mengeluarkan bau tidak sedap. 

"Hari ini dilakukan pemakaman massal. yang dilakukan pada hari ini di TPU Poboya kota Palu. Bapak Menkopolhukam, Panglima TNI, Kepala BNPB telah meninjau TPU Papuya. sudah digali, disiapkan, ada 1000 ruang di sana," kata Sutopo.

Prioritas ketiga, lanjut Sutopo, percepatan pemulihan jaringan listrik, karena belum semua di kota Palu listrik telah menyala.

"Ini menyebabkan kesulitan di dalam proses evakuasi, kesulitan penanganan korban juga terhadap pengungsi. untuk itu, 216 personil PLN masih memperbaiki gardu induk dan jaringan listrik.

Yang keempat, tambah dia, percepatan pengadaan BBM, terutama genset untuk rumah sakit dan operator seluler. Saat ini, pasukan BBM diambil dari terminal BBM dari Poso, Moutong, Tolitoli, dan Parepare.

Kelima, adalah distribusi logistik dan permakanan untuk pengungsi. "Bantuan logistik terus berdatangan, baik dari jalur udara, darat, dan laut. logistik yang ada di gudang bandara yang diangkut dengan pesawat hercules hari ini sebagian sudah dibagi kepada pengungsi," ucapnya.

Yang terakhir adalah percepatan jaringan komunikasi yang saat ini terhambat.

Rekomendasi