"Kami (sudah) menduga (gempa) ini bisa menyebabkan tsunami, (tapi) tidak sebesar itu," kata Jason Patton, seorang ahli geofisika yang bekerja di perusahaan konsultan, Temblor, dan mengajar di Humboldt State University di California, seperti dilansir New York Times, Selasa (2/9).
Gempa berkekuatan 7,4 SR yang menerjang pada sore hari, berpusat di sepanjang pantai pulau Sulawesi sekitar 50 mil sebelah utara Palu. Tak lama setelah itu--dalam waktu 30 menit--gelombang setinggi sekitar 6 meter menerjang daratan, menghancurkan bangunan dan kendaraan serta menewaskan ratusan orang.
Para ahli tsunami menambahkan, jumlah korban jiwa yang tinggi juga mencerminkan kurangnya sistem canggih Indonesia untuk deteksi dan peringatan tsunami.
Masyarakat lain di Sulawesi, termasuk kota Donggala, juga dilanda tsunami, meskipun masih ada beberapa rincian tentang kehancuran atau korban tewas di luar Palu, tapi gelombang di daerah-daerah di luar Palu relatif lebih kecil. Mengapa?