Waspada Hoaks Gempa dan Tsunami di Sulteng

| 03 Oct 2018 09:49
Waspada Hoaks Gempa dan Tsunami di Sulteng
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Kerap kali ada berita hoaks yang tersebar begitu saja selepas bencana alam yang terjadi. Modusnya seringkali sama, menyebarkan info bohong soal ancaman bencana yang lebih besar lagi di kemudian hari. Bikin geram enggak sih?

Tapi, syukurlah, saat ini polisi telah mengidentifikasi sejumlah terduga pelaku yang menyebarkan kabar bohong atau hoaks terkait bencana gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, petugas sedang mengejar terduga pelaku penyebar berita bohong dan meresahkan tersebut. Polisi sih, kata Setyo, sudah tau siapa pelakunya, tinggal menangkapnya.

"Kami sudah kejar yang di Majene. Kami sudah tahu identitasnya. Semoga segera ketangkap empat orang sudah teridentifikasi," kata Setyo di Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).

Setyo tidak menjelaskan secara rinci terkait identitas para terduga pelaku. Namun, dia menyebut, hasil penelusuran polisi mengungkapkan beberapa identitas warga yang diduga menyebarkan kabar bohong.

Setyo kemudian menyebutkan beberapa contoh kabar bohong yang belakangan ini beredar belakangan ini. Di antaranya, kabar imbauan kepada warga untuk menyelamatkan diri karena bendungan Bili-Bili mengalami keretakan.

"Terkait berita hoaks yang muncul yaitu tentang himbauan menyelematkan diri karena bendungan Bili-bili retak telah diklarifikasi Polres Gowa bahwa bendungan dalam keadaan baik dan aman," tutur Setyo.

Kemudian, informasi akan terjadi gempa susulan sebesar 8,1 skala richter. Kabar ini telah diklrafikasi oleh BNPB bahwa informasi itu tidak benar.

"Ada klarifikasi BNPB itu tidak benar, upload netizen seolah korban bencana oleh tim cyber polri diketahui foto itu korban perang timur tengah jauh sekali," ungkap dia.

Selain itu, unggahan foto dari seorang netizen yang menyebut bahwa gambar tersebut korban bencana di Sulteng. Namun, Tim Cyber Polri mengkonfirmasi bahwa foto itu merupakan para korban perang timur tengah.

"Kabar bahwa warga memblokade dan menjarah, yang benar adalah warga mengantre mau naik pesawat," kata Setyo.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan sejumlah informasi palsu, alias hoaks yang beredar di internet selama bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Setidaknya ada 8 informasi hoaks yang beredar di jejaring percakapan maupun media sosial.

Di antaranya, kabar mengenai dampak gempa 7,4 Skala Richter (SR) yang membuat bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mengalami keretakan. Lalu, kabar akan adanya gempa susulan yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan tsunami. Atau, kabar mengenai penerbangan gratis dari Makasar menuju Palu bagi keluarga korban gempa. 

Karenanya, Kominfo mengimbau kepada masyarakat agar memeriksa kembali informasi yang diterimanya. Jika ditemukan hoaks, maka hal itu bisa dilaporkan melalui laman aduankonten.id, email [email protected], atau mention ke akun Twitter @aduankonten.

Rekomendasi