Karenanya, kasus ini akan dibawa ke ranah hukum. Dahnil mengatakan, Sandiaga akan segera melaporkan Ratna ke polisi.
"Tentu kita merasa sangat dirugikan oleh tindakan bu Ratna Sarumpaet, maka dari itu tim hukum akan menguruskan seperti yang sudah disampaikan oleh Bapak cawapres kami, Bang Sandi akan melaporkan ke pihak kepolisian dan persilakan pihak kepolisian proses beliau," katanya, saat konferensi pers, di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Setelah peristiwa ini, Dahnil mengatakan, kubu Prabowo-Sandi akan melakukan evaluasi dan menyisir seluruh anggotanya untuk mencegah adanya penyusup yang merugikan pasangan ini di Pemilu Presiden 2019.
"Pak Prabowo dan seluruh tim jadi korban itu lain hal, jadi yang jelas ini adalah evaluasi bagi kami semua untuk memastikan tim-tim ini bersih dari mereka-mereka yang mau merusak pak Prabowo dan bang Sandi dari dalam," katanya.
"Dan kami akan me-screening dari dalam, ada tidak di dalam tim Prabowo ini. Jadi kami akan memutuskan me-sreening semua tim yang tergabung di sini, jangan sampai ada penyusup-penyusup yang kami tidak tahu sama sekali," jelasnya.
Meski begitu, Dahnil mengaku, tidak mengetahui pasti apakah Ratna Sarumpaet merupakan panyusup di dalam tim pemenangan koalisi Indonesia Adil Makmur ini.
"Kami nggak tahu (Ratna penyusup atau bukan) yang jelas faktanya bu Ratna telah melakukan kebohongan, pembohongan terhadap kami semua," kata dia.
Aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku berbohong telah dianiaya. Dia yang merupakan juru bicara tim pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu Presiden 2019 pun meminta maaf kepada seluruh pihak yang termakan informasi palsunya itu, termasuk calon presiden Prabowo Subianto dan pendiri PAN Amien Rais, serta seluruh orang di koalisi pendukung Prabowo-Sandi yang telah membelanya.
Informasi bohong ini muncul ketika fotonya yang dalam keadaan lebam muncul ke media sosial. Dari foto itu, Ratna pun memberikan klarifikasi kepada keluarganya. Dia bilang lebam-lebam karena dipukul orang. Padahal, lebam itu terjadi karena dia melakukan operasi sedot lemak di RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat, pada 21 September 2018.
"Saya membutuhkan alasan ke anak saya dan saya katakan saya dipukul orang. Dalam 1 minggu ke depan saya terus dikorek, namanya juga anak," kata Ratna di rumahnya, jalan Kampung Melayu Kecil V/24, Bukitduri Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).