Tim Editor
"Anak Krakatau meletus hampir tiap hari sejak bulan Mei, tetapi tidak berbahaya karena letusannya kecil, dia masih bocah gunung itu," ujar Sutopo di Graha BNPB, jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Sutopo bilang, Gunung Anak Krakatau masih perlu tumbuh terus dengan lontaran lava pijar kecil tersebut. Jadi, ia mengimbau kepada masyarakat sekitar Lampung dan Banten untuk tidak merasa takut yang berlebihan.
"Tidak akan Gunung Anak Krakatau meletus seperti ibunya yang tahun 1883 karena dapur magma energinya juga kecil. Dia akan tetap meletus. Justru dia jadi potensi wisata," kata dia.
"Asal berada di luar radius 2 km. Mereka begitu menikmati apalagi malam hari lihat lontaran batu pijar. Yang di negaranya tidak ada, mereka jauh-jauh datang itu bisa untuk menikmati itu," lanjutnya.
Sutopo bilang, pihaknya tadi mendapat data satelit untuk memantau kondisi Anak Krakatau. Terlihat, sebaran abunya tidak mengganggu pelayaran maupun penerbangan.
Belakangan ini, aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih terus menunjukan peningkatan. Misalnya, pada Rabu (3/10), telah terjadi letusan sebanyak 422 kali. Getaran terasa hingga Pos Pemantau di Pasauran, Kabupaten Serang.
