Jangan Khawatir Gempa Susulan di Sulteng

| 05 Oct 2018 17:39
Jangan Khawatir Gempa Susulan di Sulteng
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Jangan khawatir dengan gempa susulan di Sulawesi Tenggara. Meski sering terjadi, setelah yang terbesar 7,4 SR dan menyebab tsunami, kini kekuatan gempa susulan ini mulai menurun.  Gempa susulan ini, selama satu pekan setelah gempa terbesar tadi, sudah terjadi sebanyak 437 kali.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat tidak perlu panik. Sebab, gempa susulan ini akan terus bertambah dan terjadi secara alamiah untuk mencari keseimbangan alam. 

"Itu terjadi karena sedang mencari keseimbangan sistem lempeng sesar yang ada. Sifatnya normal. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, meskipun ada goncangan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (6/10/2018).

Gempa dan tsunami ini membuat sejumlah lokasi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tenggara, luluh lantak. Sepekan ini, tercatat ada 1.571 korban jiwa yang telah ditemukan. Penyebarannya berada di berbagai wilayah. Di Palu, jumlah korban paling banyak yaitu 1.352 orang, kemudian di Donggala 144 orang, Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, dan di Pisangkayu Sulawesi Barat 1 orang.

(Ilustrasi/era.id)

Sebanyak 1.551 korban meninggal dunia telah dimakamkan di pengungsian massal di Puboya, Pantoloan, dan perkuburan keluarga. masih ada 152 korban dilaporkan tertimbun. Kemudian sebanyak 113 korban dilaporkan hilang.

Satu orang WNA asal Korea Selatan ditemukan tewas

Sementara itu, BNPB mencatat ada 120 orang asing yang menjadi korban. Satu di antaranya, ditemukan tewas. Korban adalah warga negara Korea Selatan yang ditemukan di reruntuhan Hotel Roa-Roa, Palu, kemarin, 4 Oktober 2018. Dia adalah atlet paralayang yang akan berkompetisi di festival paralayang di Kota Palu.

Sedangkan, 119 WNA lainnya, dipastikan dalam kondisi aman. Sebagian besar sudah dievakuasi keluar dari wilayah Palu, dan sudah ada yang sudah kembali ke negaranya.

Proses evakuasi korban segera dihentikan

Masa tanggap darurat bencana di Sulteng rencanannya akan dilakukan selama 14 hari sejak kejadian, atau tepatnya akan berakhir pada pekan depan. Namun, waktu pencarian dipangkas menjadi 10 hari.

Kata Sutopo, keputusan itu sesuai prosedur Basarnas, pencarian korban seharusnya dilakukan selama tujuh hari. Dalam bencana kali ini, ada penambahan waktu hingga tiga hari.

"Itu sesuai dengan mekanismenya. Karena dalam proses pencarian, di atas 10 hari korban diperkirakan sudah meninggal dunia," ujar Sutopo. 

Sementara itu, Sutopo mengatakan hasil koordinasi masa tanggap daruruat nantinya disampaikan kepada Gubernur selaku kepala daerah, apakah akan melanjutkan atau tidak.

Dalam masa penambahan itu, lanjut dia, tim SAR gabungan yang dikerahkan untuk mencari korban akan dikurangi. Begitu pula dengan kekuatannya.

"Artinya, selama 10 hari seluruh kekuatan yang ada dikerahkan untuk mencari korban. Selama 10 hari, akan dilanjutkan lagi mungkin tujuh hari atau empat hari sehingga total 14 hari. Tetapi kekuatan yang ada dikurangi," ungkapnya.

Rekomendasi