Benarkah Jokowi dan SBY Punya Kemiripan?

| 07 Oct 2018 15:49
Benarkah Jokowi dan SBY Punya Kemiripan?
Presiden Jokowi bersama mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: setkab.go.id)
Jakarta,era.id - Lembaga survei Saiful Munjani Research & Consulting (SMRC) bilang, ada kemiripan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jangan salah paham dulu, yang dimaksud bukan kemiripan wajahnya lho, melainkan tren elektoral capres Jokowi pada Pemilu 2019 dan SBY saat Pemilu 2019.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Jayadi Hanan memaparkan, elektabilitas dukungan kepada SBY saat menjadi calon presiden Pemilu 2009 selalu berada di atas lawannya saat itu, yakni Megawati Sukarnoputri.

"Pada 2009 SBY sebagai petahana melawan Megawati. Setahun menjelang pemilu pilpres, kecenderungannya petahana selalu unggul terhadap penantang petahana," ungkap Jayadi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).

Bila dibandingkan dengan tren elektabilitas capres pada Pemilu 2019, elektabilitas Jokowi sebagai petahana selalu unggul di atas Prabowo yang menjadi lawan politiknya. "Kalau melihat pola tren dukungan pada SBY yang sukses pada Pemilu 2019 lalu, Jokowi juga punya peluang yang sama," ungkap Djayadi.

Kemudian, Djayadi melihat ada penurunan elektabilitas SBY yang posisinya nyaris menyamai angka dukungan kepada Megawati pada Juni 2008.

"Jika diingat, sekitar satu tahun menjelang Pilpres 2009, dukungan kepada petahana menurun. Penyebabnya adalah ketika dia menaikkan harga BBM, kenaikan harga juga berdampak ke mana. Tapi saat itu SBY segera melakukan rebound," ungkap dia.

Dalam hal ini ada juga persamaan kasus penurunan elektabilitas Jokowi melawan Prabowo pada Mei 2018.

"Penurunan dukungan pada Jokowi terjadi saat setelah peristiwa teroris Mako Brimob dan pengeboman di Surabaya. Meski demikian, 3 bulan berikutnya dukungan Jokowi kembali tinggi," tuturnya.

Pertanyaannya, apakah Jokowi bisa mengikuti jejak SBY yang kembali memenangkan Pemilu untuk kedua kalinya dalam 6 bulan ke depan? Djayadi mengungkapkan ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tren dukungan masing-masing calon.

"Faktor-faktor utama yang dapat mengubah tren elektabilitas calon presiden adalah penilaia pemilih atas kondisi ekonomi, politik, penegakkan hukum, dan keamanan," kata Djayadi.

Rilis survei nasional SMRC. (Diah/era.id)

Djayadi melanjutkan, Ancaman keamanan, kenaikan harga dolar, subsidi BBM, serta faktor yang disebutkan tadi peelu menjadi strategi yang dipikirkan petahana untuk kembali menang.

"Karenanya, bila pemerintah salah dalam mengelola masalah ini, tren positif dukungan Jokowi sekarang ini malah berkemungkinan berbalik arah," pungkasnya.

Hasil survei soal pengalaman kontestasi politik menjelang Pemilu yang dilakukan pada tanggal 7-14 September 2018 itu, dilakukan menggunakan metode wawancara atau tatap muka kepada 1.074 responden. Memiliki margin of error sebesar 3,05 persen.

Rekomendasi