ERA.id - Perebutan posisi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 makin ketat, seiring dengan bergabungnya Partai Golkar dan PAN bersama Partai Gerindra dan PKB.
Kecuali Gerindra, tiga partai lainnya melirik posisi cawapres.
"Tentunya para ketua partai-partai koalisi ini punya calon masing-masing dong. Kita punya calon wakil presiden dalam hal ini Pak Airlangga Hartarto, kemudian PAN mencalonkan Erick Thohir, PKB mencalonkan Cak Imin," ujar Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Meski begitu, seluruh nama-nama tersebut masih sebatas wacana. Sejak Partai Golkar dan PAN bergabung, belum ada pembahasan teknis mengenai cawapres pendamping Prabowo.
Lodewijk mengatakan untuk memutuskannya masing-masing pimpinan partai harus berdiskusi bersama dan membicarakannya dengan Prabowo.
"Nah ini kan baru wacana-wacana yang disampaikan, itu keputusan partai masing-masing. Tentunya untuk membicarakan fiksnya bagaimana, para ketua umum ini akan berbicara dengan Pak Prabowo," ucapnya.
Lebih lanjut, Partai Golkar juga belum terang-terangan menyodorkan nama Airlangga sebagai kandidat cawapres pendamping Prabowo.
"Kita belum bicara seperti itu, tetapi amanat Munas kan kita berli mandat kepada Pak Airlangga untuk menentukan siapa capres, siapa cawapres, kita tunggu saja lah perkembangan berikutnya," ucap Lodewijk.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan urusan cawapres akan dibahas bersama dengan PKB, Golkar dan PAN.
Di sisi lain, PKB kerap mengingatkan bahwa partainya masih memiliki hak istimewa dalam pemilihan dan penetapan pasangan capres-cawapres yang akan diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) pada Pilpres 2024.