Sekarang Kita Boleh Khawatir Dampak Pelemahan Rupiah

| 11 Oct 2018 07:40
Sekarang Kita Boleh Khawatir Dampak Pelemahan Rupiah
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Rupiah, mata uang kita tercinta belum juga menunjukkan tanda-tanda keperkasaannya. Dipantau malam tadi pukul 20.39 WIB, nilai tukar rupiah masih loyo di angka Rp15.198. Meski pemerintah menyebut perekonomian bangsa masih dalam keadaan baik, sulit rasanya menepis kekhawatiran soal dapur dan asapnya. Bukan apa-apa, harga kebutuhan pokok kini mulai merangkak naik.

Jika dahulu, saat pelemahan rupiah menggantung di angka Rp14 ribuan, kita bisa tenang lantaran dampaknya belum betul-betul menyentuh rumah tangga. Kini kita boleh khawatir sebab harga sejumlah bahan pokok mulai naik. Daging ayam, misalnya.

Mengutip data dari hargapangan.id, harga olahan makanan paling bersahabat buat umat manusia ini sekarang menyentuh Rp34.450 per ekor. Padahal, harga rata-rata daging ayam di seluruh Indonesia pada 3 Oktober masih berada di kisaran angka Rp33.750. Di Jakarta lebih parah lagi. Saat ini, harga daging ayam di Ibu Kota mencapai angka Rp35.250, naik Rp1.750 dari harga satu minggu lalu: Rp 33.500.

Soal ini, ekonom Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistyaningsih menjelaskan. Dia bilang, kata kunci dari kenaikan harga ayam ini adalah pakan dan impor. Menurutnya, sebagian besar pakan ayam, komponennya didatangkan dari impor. Seperti yang dijelaskan para ahli, bahwa pelemahan rupiah paling berdampak pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktivitas ekspor-impor.

"Harga sembako yang berbasis impor itu sudah keliatan naik. Tapi kalau sembako sendiri itu dijagain oleh pemerintah, artinya harga itu ditahan oleh pemerintah agar tidak naik ... Daging ayam ini kan ada pakan ayamnya yang basisnya impor, itu memang ada dampaknya," tutur Lana saat dihubungi era.id, Rabu (10/10).

 

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rupiah keok, perlukah khawatir? .??? ? Selain faktor eksternal yang dipaparkan dalam grafis, faktor internal seperti impor yang kebablasanpun jadi biang kerok. ??? ? Syukurnya, melemahnya rupiah ini enggak bakal berdampak langsung pada seluruh lapisan masyarakat, kecuali mereka yang kerap berhubungan dengan valuta asing, termasuk usaha ekspor-impor. ??? ? Tapi, ada syaratnya. Supaya enggak membebani masyarakat hingga kelas bawah, pemerintah kudu ambil langkah cepat, mulai dari mengendalikan laju impor bahan pangan, memberlakukan subsidi bahan bakar, hingga menggalakkan kebijakan dana desa dan bantuan sosial. ??? ? Sekarang peernya adalah menormalisasi nilai tukar rupiah supaya enggak kelampau ugal-ugalan. ??? ? Jadi, jangan kelewat panik dulu ya sobat misqinque. Mari sama-sama tag Presiden Jokowi dan semua menterinya yang terkait biar segera ambil langkah konkret! ??? ? #kurs #rupiah #dollar #krisisekonomi #krisismoneter #thefeds #bankindonesia #ihsg #ekonomi #hargasaham #investorasing #modal #bursaefekindonesia

A post shared by era.id (@eradotid) on

Kenapa harus ayam?

Sangat disayangkan memang. Kenaikan harga ayam tentu jadi tanda buruk. Kenaikan ini enggak bisa ditolak. Sebab, menurut data PT Charoen Pokphand Indonesia, salah satu perusahaan produsen pakan ayam terbesar di Indonesia, 30 persen komponen dari pakan ayam didapat lewat jalur impor.

Dalam laporan tertulisnya, PT Charoen Pokphand Indonesia merinci, komponen terbesar dari bahan dasar pembuat pakan ayam adalah jagung, tepung daging, tulang, dan bungkil kacang kedelai.

Dan untuk mendapatkan seluruh komponen itu, PT Charoen Pokphand Indonesia mengaku harus mengimpor dari Amerika Serikat, Cina, hingga Argentina, negara-negara yang memang dikenal sebagai negara pengekspor jagung dan kedelai.

Nah, lebih lanjut, Lana menjelaskan, pemerintah masih memiliki waktu untuk memperbaiki kondisi ini, mengurangi kekhawatiran dari kenaikan harga ayam. Menurut Lana, saat ini masyarakat cenderung belum menyadari dampak pelemahan rupiah terhadap harga daging ayam.

Namun, jika kondisi ini terus dibiarkan, kekhawatiran di lapisan rumah tangga akan makin besar dan berpotensi jadi gejolak. "Memang akan ada dampaknya terhadap harga ayam, cuman karena tidak sedang saat musiman dimana orang butuh daging ayam banyak, kalau harga ayam lagi mahal, orang enggak beli," jelas Lana.

Tags : rupiah keok
Rekomendasi