Survei ini dilakukan pada 23 September-1 Oktober 2018, dengan 1.470 responden yang dipilih secara acak atau multistage random sampling dengan tingkat margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei ini menunjukkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin angka elektabilitasnya mencapai 56,3 persen. Sedangkan, pasangan Prabowo-Sandiaga berada diangka 30,9 persen.
Survei Populi Center. (Istimewa)
Direktur Eksekutif Populi Center Usep S Ahyar mengatakan, survei ini juga menilai ketokohan para calon. Untuk Jokowi, responden menilai dia adalah sosok yang merakyat, seorang presiden, suka blusukan dan pekerja keras.
"Pada pertanyaan terbuka ketika masyarakat ditanyakan apa yang paling diingat saat mendengar nama Joko Widodo, sebesar 19,5 persen menjawab merakyat. Kemudian jawaban selanjutnya adalah Presiden RI sebesar 18,4 persen, sederhana 18 persen, blusukan 13,8 persen, dan kerja keras 3,8 persen," ujar Usep di Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Sementara saat ditanya soal Prabowo, Usep bilang, masyarakat cenderung menyebut Ketua Umum Partai Gerindra itu sebagai sosok yang tegas.
"Lalu, di urutan kedua ialah TNI atau militer 22,2 persen dan tidak tahu sebesar 12,3 persen," ungkapnya.
Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin juga hampir unggul di segala sisi dibandingkan Prabowo-Sandiaga Uno.
Mulai dari memperjuangkan aspirasi umat, paham urusan infrastruktur, bersih dari korupsi, paling disukai, paham urusan birokrasi, tegas melawan korupsi, paham urusan hukum, paham politik internasional, bisa menciptakan lapangan pekerjaan, ideal, memperjuangkan aspirasi kaum milenial dimenangkan oleh paslon nomor urut 01 tersebut.
Namun, soal ketegasan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dianggap lebih baik dibandingkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dengan angka 46,4 persen.
Survei Populi Center. (Istimewa)
Jokowi-Ma’ruf Amin tegas tapi bukan militeristik
Adanya anggapan Presiden Jokowi tak tegas selama jalani pemerintahan itu dibantah Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni. Dia menyebut Presiden Jokowi bukanlah sosok yang tegas secara militeristik. Tapi, ketegasannya itu dilakukan dengan cara yang lebih lembut yaitu persuasif.
"Ketegasan itu adalah seorang pemimpin yang secara persuasif bisa mengatakan A sebagai A tanpa orang yang disampaikan merasa diajari. Saya kira ini tanggung jawab kami, TKN, menyampaikan pada publik bahwa Pak Jokowi ini adalah orang yang tegas dan pemimpin persuasif," kata Antoni kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2018).
Sekjen PSI ini juga menceritakan ketegasan Jokowi saat menyelesaikan persoalan di daerah. Ia mencontohkan, saat Presiden Jokowi datang ke daerah ia cenderung segera menyelesaikan permasalahan yang ada namun tetap pada koridor aturan yang berlaku.
"Inilah pemimpin yang persuasif bukan pemimpin yang militeristik, menghardik, atau mengeluarkan kata yang tak pantas," kata dia.