"Kemarin kita hitung di radius 5 nautical mile (NM). Hari ini, search area diperluas pencariannya mencapai radius hampir 10 NM," tutur Direktur Kesiapsiagaan Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).
Perluasan pencarian tersebut, kata Didi disesuaikan dengan teknik penghitungan standar aplikasi yang dimiliki Basarnas.
"Makanya perhitungan dalam bentuk radius, perkiraan dia dalam radius itu bisa ke barat. Intinya, perluasan dalam radius yang sudah diperhitungkan," kata dia.
(Ilustrasi/era.id)
Didi melanjutkan, alasan perluasan pencarian dilaksanakan karena waktu pencarian semakin bertambah. Maka, bangkai pesawat maupun korban terus bergeser di dalam laut.
"Jadi begitu ada target ada di posisi A pada jam 10, kalau dia di permukaan airnya akan bergerak. Bergeraknya dipengaruhi oleh angin, arus, suhu air laut juga. Sama dengan massa jenis dari benda yang mengalami kecelakaan itu," ungkap dia.
(Ilustrasi/era.id)
Diketahui sebelumnya, pesawat tersebut datang dari Jakarta pada pukul 06.20 WIB dan diperkirakan mendarat di Pangkalpinang sekitar pukul 07.05 WIB.
Namun, Basarnas mendapat informasi dari air traffic control bahwa pesawat JT 610 kehilangan kontak pukul 6.50 WIB hari ini dan dapat dipastikan jatuh di laut.
Pesawat ini membawa 178 penumpang dewasa, seorang anak dan dua bayi, dengan pilot, kopilot, dan enam awak pesawat.