Kami telah merunut sejumlah peristiwa dan temuan penting sepanjang hari kemarin.
Ilustrasi (Audrey/era.id)
1. Lion Air JT 610 Dipastikan Jatuh
Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh. Menurut data manifes, pesawat nahas itu diisi oleh 178 penumpang --termasuk satu anak dan dua bayi-- plus dua pilot dan enam kru.
Sebelum jatuh, pesawat tipe Boeing 737 MAX 8 itu sempat hilang kontak di koordinat 05 46.15 S - 107 07.16, sekitar pukul 06.33 WIB, sesaat setelah meminta kepada Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk kembali ke landasan.
2. Lion Air: Pesawat Baru Beroperasi Dua Bulan
Usai dipastikan jatuh, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyatakan pesawat nahas yang jatuh di perairan Karawang itu adalah pesawat baru.
Dengan catatan jam terbang sekitar 800 jam dalam dua bulan operasional, Lion Air memastikan kondisi pesawat masih sangat layak untuk diterbangkan.
3. Lion Air: Pilot Berpengalaman
Danang juga memastikan bahwa Kapten Pilot Bhavye Suneja dan Kopilot Harvino adalah awak berpengalaman. Menurut Danang, Kapten Bhavye telah menempuh lebih dari 6.000 jam terbang, sementara Harvino telah menempuh lebih dari 5.000 jam terbang.
Dalam keterangannya, Danang juga merinci data awak yang ikut dalam penerbangan JT 610. Selain Kapten Bhaye dan Harvino, tercatat enam awak kabin lain: Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
4. Basarnas Temukan Potongan Tubuh
Jelang siang hari sekitar pukul 11.32 WIB, Basarnas mengumumkan temuan pertama yang mereka sebut sebagai potongan tubuh manusia. Potongan tubuh itu mereka umumkan sebagai dugaan dari bagian tubuh korban JT 610.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi, dalam konferensi pers di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat menolak berspekulasi apapun. Saat itu, ia masih menyatakan harapan adanya korban selamat dalam tragedi ini.
5. Basarnas Temukan Puing Pesawat
Selain potongan tubuh, Basarnas juga umumkan temuan puing pesawat dan sejumlah barang yang diduga milik para penumpang dan awak Lion Air JT 610.
Puing berbentuk serpihan itu ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, lokasi yang jadi dugaan awal jatuhnya Lion Air JT 610. Temuan serpihan itu pertama kali ditemukan oleh kapal Tug boat milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di lepas pantai di utara Bekasi.
6. Kotak Hitam Terdeteksi
Meski telah menemukan puing pesawat, barang-barang pribadi hingga potongan tubuh korban, Basarnas menyatakan belum menemukan bangkai dari badan utama pesawat Lion Air JT 610.
Selain bangkai badan utama pesawat, Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayjen Nugroho Budi Wiryanto juga menyatakan, pihaknya masih terus mencari kotak hitam pesawat.
Meski begitu, Nugroho saat itu menyebut alat Basarnas telah mendeteksi lokasi kotak hitam pesawat. Karenanya, prioritas pencarian saat itu sempat difokuskan pada kotak hitam.
7. Boeing Angkat Suara
Boeing, sebagai produsen pesawat 737 MAX 8 angkat suara soal jatuhnya Lion Air JT 610. Boeing siang itu merilis pernyataan duka cita terkait tragedi yang terjadi di perairan Tanjung Karawang.
Jatuhnya Lion Air JT 610 juga diketahui sebagai kecelakaan pertama pesawat Boeing bertipe 737 MAX 8. Lion Air sendiri jadi maskapai pertama di dunia yang mendatangkan tipe ini.
Dilansir dari data internal perusahaan yang dikutip Straits Times, Senin (29/10/2018), Lion Air telah mendatangkan 13 unit sejak 737 MAX 8 diperkenalkan tahun lalu.
8. Hoaks Bermunculan
Seperti biasa. Dalam situasi sekacau dan sesedih apapun, hoaks tetap berseliweran. Siang kemarin, menyusul jatuhnya Lion Air JT 610, sejumlah video dan foto hoaks berseliweran.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun langsung bergerak, menyerukan kepada masyarakat untuk enggak ikut-ikutan menjadi agen penyebar hoaks. Di Media sosial, netizen juga menggalakkan kampanye #StopDiKamu untuk menghentikan penyebaran kepalsuan.
9. Australia Imbau Warganya Enggak Naik Lion Air
Menyusul kecelakaan Lion Air JT 610, Departemen Luar Negeri Australia menerbitkan Travel Advice kepada warganya untuk enggak menggunakan penerbangan Lion Air.
Keputusan ini diambil menyusul serangkaian peristiwa berisiko tinggi di Indonesia, mulai yang terkait faktor safety or security risks di Bali, Surabaya dan Jakarta, hingga risiko bencana alam seperti pada kejadian gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 28 September lalu.
Menurut Departemen Luar Negeri Australia, imbauan ini bersifat sementara hingga waktu yang tidak ditentukan.
10. ELT Pesawat Tak Pancarkan Sinyal Bahaya
Basarnas menyampaikan temuan terkait kecelakaan Lion Air JT 610. Menurut Basarnas, saat jatuh ke perairan Tanjung Karawang pada Senin pagi, Emergency Local Transmitter (ELT) pesawat itu enggak memancarkan sinyal.
Selain enggak memancarkan sinyal bahaya, ELT pesawat juga enggak memancarkan sinyal destress (deteksi). Akibatnya, lokasi jatuhnya pesawat enggak terpantau oleh Medium Earth Orbital Local User Terminal (MEOLUT) yang ada di Kantor Pusat Basarnas.
11. Presiden Perintahkan Prioritaskan Korban
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan pernyataan. Dalam pernyataannya, Jokowi meminta pencarian korban diprioritaskan. Selain itu, Jokowi juga mendorong Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan penyelidikan mendalam dan cepat.
Jokowi, dalam kesempatan itu juga menegaskan, seluruh otoritas akan melakukan segala upaya terbaik untuk menindaklanjuti tragedi yang menimpa 178 penumpang dan enam awak pesawat.
12. Wapres Minta Pengawasan Penerbangan Diperketat
Menyusul pernyataan Jokowi, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla juga menyampaikan rasa dukanya. JK juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menangani kecelakaan ini secara serius.
Selain evakuasi, JK mendesak seluruh otoritas terkait untuk mengevaluasi regulasi penerbangan nasional. Seluruh pihak, mulai dari regulator hingga maskapai diminta memperketat seluruh pengawasan.
13. FlighRadar24 Ungkap Info Awal Kecelakaan
Dilansir Straits Times, sebuah petunjuk soal kecelakaan tergambar dari rekaman data penerbangan Flightradar24, sebuah layanan pelacak penerbangan.
Gangguan penerbangan terdeteksi sejak dua menit pertama penerbangan. Pada titik itu, pesawat turun lebih dari 500 kaki dan berbelok ke arah kiri, sebelum kembali naik hingga 5.000 kaki dan menghabiskan sisa penerbangan dalam ketinggian tersebut.
Menurut rekaman data FlightRadar24, pesawat sempat memperoleh kecepatan hingga 638 kilometer per jam di saat-saat terakhir sebelum rekaman data terhenti saat pesawat berada di ketinggian 3.650 kaki.
14. Keluarga Korban Diminta Siapkan Data Khas Korban
Tujuh kantung jenazah korban kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, tiba di Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur. Tujuh kantung jenazah pukul 15.43 WIB dengan diangkut dengan tiga unit kendaraan yang terdiri atas satu ambulans mini bus dan dua unit ambulans berukuran sedang yang berangkat dari Tanjung Priok sebagai posko pertama kecelakaan pesawat nahas tersebut.
Terkait upaya identifikasi, Tim Forensik RS Polri meminta keluarga korban membawa data khas dari anggota keluarga yang diduga menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Kepala Instalasi Forensik RS Polri, Edy Purnomo yang ditemui wartawan hari ini mengatakan, data khas korban sebelum meninggal amat penting untuk penyesuaian identitas korban dalam pemeriksaan antemortem.
Data khas yang dimaksud adalah ijazah, sertifikat, atau surat-surat lain yang memuat cap sidik jari. Selain itu, sikat gigi, pakaian terakhir --yang belum dicuci-- yang dikenakan korban juga bisa dibawa sebagai materi pendukung pemeriksaan antemortem.
15. Enggak Ada Korban Selamat
Senin malam, Basarnas menyampaikan perkiraan bahwa enggak ada satupun korban selamat dalam kecelakaan Lion AIr JT 610. Selain sejumlah potongan tubuh yang ditemukan, Basarnas juga memprediksi masih banyak korban yang terperangkap di dalam pesawat.