Permintaan Maaf Prabowo Subianto soal 'Tampang Boyolali'

| 07 Nov 2018 10:52
Permintaan Maaf Prabowo Subianto soal 'Tampang Boyolali'
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maafnya melalui media sosial terkait dengan penyataanya tentang 'tampang Boyolali' dalam pidatonya pada acara peresmian kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).

Ketua Umum Partai Gerindra ini menjelaskan, pernyataannya yang menyebut 'tampang Boyolali' bukan bertujuan menghina, melainkan karena rasa empati dan solidaritasnya terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat daerah Boyolali. Dia menegaskan, tidak ada niat untuk menghina warga maupun mereka yang berasal dari daerah tersebut.

"Maksud saya tidak negatif, tapi kalau ada yang tersinggung saya minta maaf maksud saya tidak seperti itu," kata Prabowo, dalam video yang diunggah Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui akun Twitter-nya,  @Dahnilanzar, Selasa (6/11/2018).

 

Menurut Prabowo, poin yang ia ingin sampaikan pada pidato itu adalah soal ketimpangan atau kesenjangan sosial yang dialami masyarakat semakin lebar. Apalagi, katanya, kekayaaan Indonesia hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja, termasuk orang Boyolali.

"Itu kan selorohnya dalam arti empati saya, solidaritas saya dengan orang. Saya tahu kondisi kalian, saya justru yang saya permasalahkan ketidakadilan, kesenjangan, ketimpangan, semua orang tahu di Indonesia ini makin lebar, makin tidak adil, yang menikmati hasil kekayaan Indonesia hanya segelintir orang saja maksud saya itu," lanjutnya.

 

Mantan Danjen Kopassus ini menilai, tuduhan menghina masyarakat Boyolali, Jawa Tengah dengan menyebut 'tampang Boyolali' adalah sesuatu yang berlebihan. Dia pun tidak mempermasalahkan jika disebut dengan tampang Bojong Koneng, Bogor.

"Saya kira itu ya mungkin berlebihan yah, saya tidak ada niat sama sekali. Itu kan cara saya kalau bicara familier, dari yah istilah mungkin bahasa-bahasa sebagai seorang teman. Yah kalau saya tampang Bojong Koneng yah terima kasih lah," tuturnya.

Meski begitu, Prabowo mengaku siap jika dirinya diminta untuk berdialog dengan masyarakat Boyolali, Jawa Tengah mengenai pernyataannya tersebut.

"Dan saya siap kalau suatu saat ya mungkin saya diminta dialog langsung, tidak ada masalah. Kita baik baik saja, demokrasi ini kan ya harus dinamis, demokrasi kita harus dialogis. Tidak boleh melucu, seloroh, tidak boleh joking, yah bosen. Tidur lah (audien) nanti, semua cape kasian, saya kira begitu," kata dia.

 

Sekedar informasi, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato dihadapan 400 kadernya saat peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10).

Rekaman video pidato Prabowo Subianto itu viral, pidato yang panjangnya 45 menit, menyulut emosi warga Boyolali. Karena pada salah satu bagiannya, Prabowo menyebutkan kata 'tampang Boyolali'.

Ketua umum Gerindra ini menjelaskan dalam pidatonya, dirinya termasuk taruna yang nakal. Karena kenakalannya lah yang berhasil mengantarkannya menjadi jenderal. Prabowo juga sempat menyinggung Jakarta dikelilingi dengan banyak gedung tinggi, hotel mewah, tapi menurut dia, masyakat Boyolali belum pernah masuk ke dalam sana.

"Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang Boyolali ini. Betul?," ujar Prabowo dalam pidatonya kala itu.

Dilaporkan ke Polisi

Masalah ini dianggap serius. Seorang warga Boyolali bernama Dakun (47) memilih tindakan untuk melaporkan calon presiden nomor urut 02 itu ke Polda Metro Jaya, Jumat (2/11) malam.

Pelaporan tersebut terkait ucapan 'tampang Boyolali' dalam pidato Prabowo di Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Prabowo juga dinilai telah melecehkan masyarakat maupun mereka yang berasal dari daerah Boyolali, Jawa Tengah.

Prabowo didemo masyarakat Boyolali

Ribuan warga Boyolali berunjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan atas pidato calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Mereka berkumpul dan mengikuti aksi damai di sepanjang jalan Boyolali Kota yang berpusat di Simpang Siaga dan Balai Balai Mahesa Boyolali, Minggu (4/11) pagi.

Sejumlah peserta membentangkan spanduk, bendera dan poster yang bernada mengecam ucapan Prabowo Subianto. Dalam orasinya massa mengaku kecewa dengan kalimat yang dianggap sangat menyinggung perasaan masyarakat setempat.

Rekomendasi