Tim Editor
"Hari ini tidak ada temuan yang signifikan, karena memang deteksi multibeam dari KRI Rigel maupun dari Baruna Jaya 01 itu tidak ada. Jadi temuannya memang kecil kecil saja, seperti puing berserakan dan sangat kecil, kalau kita ambil tidak bisa menambah untuk investigasi," kata Isswarto di Dermaga JICT II, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Isswarto menambahkan, black box cockpit voice recorder (CVR) yang dibutuhkan dalam proses identifikasi penyebab jatuhnya pesawat nahas tersebut juga masih belum bisa ditemukan.
"Ping locater CVR tadi pagi masih berbunyi. Saat tim penyelam kami mendengar, kemudian ketika didekati malah menghilang, kita tidak tahu apakah itu sinyal ping locater yang kurang bagus atau mungkin CVR-nya memang lemah suaranya," ucap Isswanto.
"Itu indikasinya kalau tidak ketutup benda yg lebih besar, itu nancep di lumpur. Karena lumpurnya penyelam kita tadi sudah nyoba berdiri itu hampir di atas lutut ya," lanjut dia.
Meski demikian, Isswanto menyebut pihaknya saat ini dalam posisi standby. Mengingat, Basarnas telah memutuskan untuk memperpanjang masa pencarian korban selama tiga hari ke depan.
"Sekarang tim kami sudah kami tarik untuk standby, kita tetap siaga dan mempersiapkan personel untuk mendukung operasi SAR karena memang ini masih tahap evaluasi. Kami menunggu perintah juga dari atasan dan terutama info dari Kabasarnas untuk operasi selanjutnya," pungkasnya.
(Infografis/era.id)
