"HRS (Habib Rizieq Shihab) itu tidak pernah ada konflik dengan saya," kata Ma’ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).
Ma'ruf dan Rizieq pernah sama-sama tergabung dalam Aksi Bela Islam 411 (4 November) dan 212 (2 Desember). Aksi itu dilakukan untuk mengawal fatwa Majelis Ulama Indonesia yang diketuai Ma'ruf Amin soal penistaan agama oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016.
Sejumlah organisasi kemudian bergabung dan mengatasnamakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dan melakukan aksi untuk menyeret Ahok ke penjara. Kini, Ahok yang pernah menjadi partner Jokowi memimpin Jakarta, sudah divonis bersalah dan dipenjara selama 2 tahun untuk kasus penistaan agama.
Ma'ruf mengatakan, hubungannya dengan Rizieq tidak terganggu meski saat ini pilihan politik mereka berbeda. Dia mengatakan, Rizieq menganggapnya sebagai orang tua dan guru.
Rizieq, sambungnya, juga punya paham keagamaan yang sama dengan dirinya. Hanya saja, Rizieq, kata Ma'ruf, berada dalam pandangan yang lebih radikal.
"Jadi HRS ini pahamnya sama dengan kita. Tapi gerakan mereka agak radikal. Mereka memang digunakan istilahnya mereka sebagai blower untuk menggerakan. HRS kan punya kelebihan itu. Kebetulan di dalam gerakan sama dengan mereka. Jadi pahamnya sebenarnya sama," tutup Ma’ruf.