Indonesia Bakal Alami Kemunduran Bila Berpolitik SARA

| 17 Nov 2018 20:20
Indonesia Bakal Alami Kemunduran Bila Berpolitik SARA
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah (Tasya/era.id)
Jakarta, era.id - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menilai, Indonesia akan mengalami kemunduran bila para elite politik di Indonesia terus menggunakan isu SARA atau politik identitas dalam berkampanye. 

"Kalau hari ini politisi Indonesia masih mempermainkan Indonesia dengan isu SARA, bangsa Indonesia telah mengalami kemunduran 90 tahun peradabannya," kata Basarah di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2018).

Sebab menurut Basarah, peristiwa kongres Sumpah Pemuda 1928 lalu sudah mengajarkan kepada bangsa Indonesia, bahwa politik identitas itu bukan hal yang bisa merekatkan persatuan bangsa.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini juga menilai, banyaknya politisi yang menggunakan politik identitas karena para politisi ini tak paham sejarah. 

"Iya, tentu salah satunya karena faktor pemahaman sejarah yang tidak utuh," ungkap Basarah.

Ia kemudian menjelaskan perbedaan antara politik identitas dengan identitas politik. Menurut Basarah, dua hal tersebut sangat berbeda. Namun, untuk melenggangkan tujuan pribadi mereka seringkali politisi menggunakan politik identitas untuk menyerang lawan politiknya.

"Politik identitas itu kan berbeda dengan identitas politik. Identitas politik itu katakan, saya sebagai politisi, ketika saya berkampanye sebagai caleg saya sebutkan saya orang Jawa , beragama Islam, dan partainya dari partai PDI Perjuangan, itu identitas politik," papar Basarah.

"Tapi kalau kemudian identitas politik itu saya jadikan politik identitas, saya menyerang calon-calon lain, dengan mengeksploitasi isu SARA, isu agama, dengan cara-cara yang membuat rasional kebangsaan dan persaudaraan kita terganggu," lanjutnya.

Sehingga, politikus PDI Perjuangan itu berharap di tahun politik ini para politisi dapat memberi edukasi politik kepada masyarakat Indonesia dengan tidak menggunakan isu SARA untuk kepentingan politik tertentu yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Dari dulu pendahulu bangsa kita sudah mengajarkan bahwa tidak ada diktator mayoritas, tidak ada tirani mayoritas, yang ada kepentingan bangsa. Jadi tidak mengedepankan ego kelompok tertentu begitu," tutupnya.

Rekomendasi