Tapi, pernyataan ini tak keluar langsung dari mulut pria yang akrab disapa Ahok ini, melainkan diucapkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, kolegannya saat memimpin Jakarta di periode lalu.
Banyak yang senang Ahok berpolitik lagi. Namun, mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Lulung), yang juga rival Ahok di Pemprov DKI Jakarta, menyarankan agar Ahok memperbaiki gaya komunikasi yang dikenal keras dan ceplas-ceplos, jika ingin berpolitik lagi.
"Masalah kariernya meloncat atau tidak, ya tergantung. Apakah Ahok mau kembali sebagai orang yang punya rohani yang baik, maka cara penyampaian sikap dan perilaku dia harus diubah. Ini kan karena sikap perilakunya yang bikin dia kena masalah," kata Lulung di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2018).
Pengamat komunikasi politik Maksimus Ramses menyatakan, omongan Lulung ada benarnya. Apalagi, Indonesia adalah negara yang menjunjung budaya ketimuran. Karenanya, masalah etika komunikasi menjadi hal yang penting di negara ini.
"Yang disampaikan Lulung itu juga ada benarnya, supaya Ahok yang rencananya akan kembali terjun ke politik itu setidaknya mengalami respons positif dengan berujar yang sesuai dalam konteks budaya ketimuran itu," kata Maksimus.
Pengamat politik dari Universitas Mercu Buana itu mengatakan, sikap ketegasan Ahok yang ceplas-ceplos itu masih belum cocok dan diterima dengan baik di negara kita.
"Pola yang dilakukan pak ahok dengan ketegasannya itu belum cocok untuk ditangkap oleh masyarakat kita, meskipun itu benar, bahwa dia menyampaikan sesuatu itu berdasarkan fakta, realita, tapi juga dia harus memahami budaya ketimuran itu," pungkasnya.