Kata Jokowi, bila dilihat dari Corruption Perception Index (CPI) atau indeks persepsi korupsi sejak tahun 1998, CPI Indonesia meningkat menuju ke arah yang positif.
"Saya kira bagus, ya, kalau kita melihat dari tahun 1998 sampai 2018 loncatannya saya kira meningkat sangat signifikan sekali dari yang sebelumnya kita terjelek di dunia, di Asean saja kita jelek. Sekarang sudah baik, jadi pada indeks prestasi korupsi kita pada angka 37 ini patut kita syukuri. Jangan sampai ada yg menyampaikan bahwa korupsi kita stadium empat. Tidak ada," kata Presiden Jokowi usai membuka acara Hari Antikorupsi kepada wartawan di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2018).
Jokowi yang jadi calon petahana pada Pilpres 2019 ini menyebut, kemajuan ini, selain diapresiasi, juga harus menjadi pemacu untuk perbaikan terkait pemberantasan korupsi ke depan.
"Kita syukuri, bagus sekali. Memang banyak masih harus kita perbaiki, banyak yang kita benahi, tapi bahwa ada peningkatan seperti itu tidak boleh tutup mata kita. Itu tadi yang disampaikan ketua KPK loncatannnya kita paling tinggi di dunia," ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk mengefektifkan pemberantasan korupsi, sistem pencegahan dan penegakan hukum harus berjalan seiringan. Dengan begitu, korupsi di Indonesia bisa ditekan lebih baik lagi.
"Penegakan hukum itu perlu tapi membangun sistem, membangun sistem pencegahan itu juga sangat penting. Dua duanya harus beriringan," ujar Jokowi.
Jokowi pun meminta kepada seluruh politisi untuk menggunakan data dalam menyatakan pendapatnya.
"Kalau bicara pakai angka-angka. Seperti tadi oleh Pak Ketua KPK tadi itu angka-angka. Pakai angka-angka, pakai data," jelasnya.
Baca Juga : Prabowo: Korupsi Indonesia Seperti Kanker
Supaya kalian tahu, saat diundang dalam acara 'The World in 2019 Gala Dinner' yang diselenggarakan oleh majalah The Economist di Singapura, Prabowo Subianto yang merupakan capres nomor urut 02 menilai, Indonesia sudah masuk darurat korupsi. Sebabnya, dari pejabat negara, kalangan anggota dewan, menteri hingga hakim ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," katanya di Singapura, Rabu (28/11).
Selain itu, mantan Danjen Kopassus ini juga bilang angka kemiskinan rakyat Indonesia meningkat. Sedangkan para elitenya justru hidup berkecukupan. Bahkan menurut dia, para elite di Indonesia selalu mengatakan jika apa yang terjadi di masyarakatnya baik-baik saja khususnya terkait kesenjangan sosial.
"Para elite mereka berfikir bisa membeli semuanya. Rakyat Indonesia miskin maka kita berikan saja beberapa karung nasi dan mereka akan memilih saya, saya akan membeli atau menyuap semua orang," ujarnya.