La Nyalla: Lupakan Pak Prabowo!

| 11 Dec 2018 16:05
La Nyalla: Lupakan Pak Prabowo!
La Nyalla Mataliti hadir di rumah cawapres nomor urut 02 Ma'ruf Amin untuk memberikan dukungan. (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Eks politikus Partai Gerindra La Nyalla Mataliti berkomitmen memenangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.  Hal ini disampaikan La Nyalla saat berkunjung ke kediaman Ma'ruf Amin untuk menjenguk mantan Rais Aam PBNU tersebut.

"Dari awal memang niat saya ingin memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sekarang ini, saya cuma laporan saja. Karena saya dengar katanya beliau sakit. Ya saya besuk, tengok dan silaturahmi. Kalau soal dukungan, sejak awal saya dukung beliau," kata La Nyalla kepada wartawan di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).

Meski sebelumnya merupakan kader Partai Gerindra yang diketuai oleh Prabowo Subianto, mantan Ketua Umum PSSI itu bilang, agar dirinya tak lagi disangkut pautkan dengan mantan Danjen Kopassus tersebut yang kini kembali maju di Pilpres 2019.

"Lupakan. Lupakan Prabowo. Tidak usah ngomong pak Prabowo lagi. Kita sudah mau memenangkan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin," ungkapnya.

La Nyalla juga telah meminta maaf kepada capres nomor urut 01 Joko Widodo karena pernah membuat berita hoaks jika Jokowi merupakan PKI dan membuat berita hoaks jika sebenarnya Jokowi beragama Kristen. Saat itu, kata La Nyalla dirinya sengaja melakukan itu karena dirinya adalah oposisi. Tapi, kini dirinya telah berubah.

"Waktu itu wajar saya bilang gitu, karena oposisi, oposisi kan apa aja dihajar. Karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat," ungkapnya.

La Nyalla juga menyebut alasannya mendukung Jokowi saat ini. Sebab, menurut dia, Jokowi merupakan pemimpin yang kemuslimannya terbukti.

"Kalau soal Islam lebih hebat Pak Jokowi. Pak Jokowi berani mimpin salat. Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Enggak berani. Ayo, kita uji keislamannya Pak Prabowo," ujar Ketua KADIN Jawa Timur ini.

Lebih jauh, dirinya menyebut siap berusaha membantu pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 khususnya wilayah Jawa Timur. Apalagi ia bersama relawannya yang bernama Rumah Rakyat Jokowi telah bergerak secara door to door.

"Pokoknya anda tahu Pak jokowi menang di Jawa Timur. Kalau dulu menangnya hanya 800 ribu, sekarang lebih jauh lagi. Targetnya saya Pak jokowi harus menang 70 persen di atas," kata dia.

Sebelumnya, La Nyalla pernah bersitegang dengan Partai Gerindra saat Pilkada Jawa Timur 2018. Dia bilang, Partai Gerindra meminta sejumlah uang agar dia bisa maju di pilkada ini. 

"Saya, tanggal 20 (Desember) sudah mengembalikan surat tugas karena saya disuruh cari uang Rp40 miliar. Alasannya untuk membayar uang saksi. Saya sudah minta kepada Prabowo untuk kasih kesempatan saya, kasih keluar dulu surat tugasnya, kemudian saya kumpulkan rekan-rekan pengusaha muslim saya untuk membantu," kata La Nyalla di RM Mbok Berek, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018).

La Nyalla menegaskan, Prabowo menyampaikan jika dirinya tidak punya uang, maka tidak perlu maju dalam Pilkada Jatim 2018.

"Sebenarnya saya ini punya uang, sumpah. Tapi saya enggak mau keluar uang dulu kalau saya belum dapat surat rekomendasi. Kalau saya sudah didaftarkan ke KPU, baru saya kasih duit," ujarnya.

Selain itu, La Nyalla diharuskan membawa uang Rp150-170 miliar kepada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sebagai 'pelicin' untuk memudahkannya maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilkada 2018.

"Saya ditanya, dia bilang, siapkan 170-150 nanti akan dibawa ke Prabowo langsung," ujar La Nyalla 

Bendahara La Nyala, Tubagus Daniel menegaskan, dia punya rekaman percakapan La Nyala dengan Fadli Zon terkait hal itu.

"Katanya begini, 'gampang bos kalau mau rekom dari Partai Gerindra, bawa saja Rp150-170 miliar. Bawa cash (setelah itu) saya bawa ke Prabowo. Beres,' itu direkam teman saya. Ya alhamdulillah berati ada bukti," ungkap Daniel.

Daniel mengungkapkan, La Nyalla mengiyakan permintaan itu karena masih percaya dengan Fadli.

"Perjalanan demi perjalanan saya timbul minta Robicon satu. Saya iyakan, saya belum main rekam-rekaman karena saya masih percaya. Selanjutnya malah minta uang. Mas La Nyalla minta uang total Rp6 miliar dan uang itu sudah masuk Hambalang (rumah Prabowo)," tutur Daniel.

"Pada saat itu si oknum F minta siapkan dana dan plus cek dibikin cek 70 M dan tanggal 20 April cek akan bisa dicairkan karena 27 april sudah mendekati pembayaran saksi," lanjutnya.

Daniel melanjutkan, ucapannya ini bukan untuk menjatuhkan Partai Gerindra. Ia hanya ingin meluruskan bahwa masih ada oknum tidak bertanggung jawab di lingkup Partai Gerindra.

"Kasihan Prabowo dibentengi oleh orang orang yang tidak baik," kata La Daniel.

Sementara, Fadli menerangkan, permintaan dana seperti ini adalah hal biasa menjelang pilkada. Katanya, sumber dana itu bisa berasal dari kantong pribadi maupun dari penggalangan dana lain.

"Logistik di sebuah pertarungan seperti pilkada itu sangat dibutuhkan. Berapa dana yang disiapkan. Kan belum tentu dananya dia," lanjutnya.

Rekomendasi