Prabowo: Kalau Demokrat Disakiti, Kami Juga Tersakiti

| 17 Dec 2018 19:44
Prabowo: Kalau Demokrat Disakiti, Kami Juga Tersakiti
Prabowo dan Sandiaga di Sentul (Foto dari Twitter Sandiaga)
Bogor, era.id - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku berempati dengan perusakan atribut Partai Demorkat dan baliho Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pekan lalu di Pekanbaru, Riau. Buat Prabowo, merusak atribut Demokrat sama saja merusak atribut Gerindra juga.

"Sampaikan ke Pak SBY, kalau Demokrat disakiti, kita merasa disakiti juga. Kalau ada yang robek-robek baliho Demokrat, sama dengan robek-robek balihonya Gerindra," ujar Prabowo dalam acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di Kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12/2018).

Capres nomor urut 02 ini berharap tidak ada pihak manapun yang melakukan perusakan terhadap atribut partai. Prabowo ingin pemilu bisa diisi dengan kampanye positif, bukan destrukif.

"Kita mengimbau jangan robek-robek baliho, jangan robek-robek spanduk. Laksanakan demokrasi dengan baik," tuturnya.

Berikutnya, Prabowo mengeluarkan peringatan keras yang seharusnya ini menjadi wewenang polisi maupun Bawaslu menangkal pidana pemilu. Kata Prabowo, bila aksi destruktif terus dilakukan, dia punya kekuatan untuk melawan itu. Ada Gerindra Masa Depan (GMD) dan Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR).

"Karena hati-hati loh kita juga punya kekuatan. Bagaimana GMD? Kamu berani atau tidak? Bagaimana singa-singa tua? PPIR? Terima kasih," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat menyayangkan insiden pengrusakan baliho dan atribut Partai Demokrat oleh orang tak dikenal saat kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Riau.

Sebenarnya pelaku perusakan atribut Partai Demokrat sudah berhasil ditangkap. Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo bilang, uang menjadi motif HS --sudah jadi tersangka-- merusak atribut Partai Demokrat di Kota Pekanbaru. Pemuda berusia 22 tahun itu dijanjikan dibayar Rp150 ribu.

Kini polisi akan fokus mengusut siapa yang memberi perintah kepada HS. Polisi tak mau percaya begitu saja kalau soal keterangan HS yang mengaku disuruh oknum simpatisan sebuah partai.

"Saya tegaskan, polisi tidak bekerja dari pesanan atau suruhan. Kita berdasarkan kenyataan di lapangan, berdasarkan kerja penyidik," kata Widodo Eko Prihastopo.

Rekomendasi