Wiranto Bertaruh soal Indonesia Punah Versi Prabowo

| 18 Dec 2018 15:42
Wiranto Bertaruh soal Indonesia Punah Versi Prabowo
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut jika dia tidak menang dalam Pemilu 2019, maka negara Indonesia bisa punah. Hal ini disampaikannya saat memberi pengarahan dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12/2018).

Menanggapi hal itu, Menteri Koordiantor Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengajak Prabowo bertaruh untuk masalah ini. Dia akan menyerahkan rumah kepada Prabowo jika itu benar, atau sebaliknya.

"Kalau dan Indonesia tetap utuh tidak punah, kalau sehabis Pemilu Prabowo kalah dan Indonesia tetap utuh tidak punah, maka rumah Hambalang diserahkan kepada saya. Sebaliknya kalau lndonesia Punah maka rumah saya di Bambu Apus diserahkan ke Prabowo, tapi kalau semua punah, buat apalagi rumah," ujar Wiranto diselangi tawa kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).

Wiranto mungkin memang sedang bercanda, namun candanya itu ia selorohkan dengan harapan agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pernyataan Prabowo.

Ia pun heran, sebutan ancaman Indonesia punah sama saja dengan ancaman serius, katanya. Belum ada dalam sejarah modern dalam pemilihan umum yang demokratis. 

"Negara akan punah tidak mungkin tiba-tiba, mesti ada gejalanya, indikasinya atau ada peningkatan eskalasi sangat serius yang mengancam eksistensi negara itu," ujar Politisi Hanura tersebut.

"Saya menjamin Indonesia saat ini baik baik saja, semua agenda penting nasional dapat dikawal dengan baik. Bahkan oleh survei internasional, Indonesia dinobatkan sebagai negara teraman ke 9 di seluruh dunia," tambahnya.

Supaya kalian tahu, mantan Danjen Kopassus itu, rakyat ingin dengan perubahan, perbaikan dan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Prabowo bilang, elite Indonesia selalu mengecewakan dan gagal menjalankan amanah rakyat. 

Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai elite Indonesia yang sudah berkuasa puluhan tahun malah memberi arah keliru dan sistem yang salah. Sistem itu jika diteruskan akan membuat Indonesia semakin lemah dan miskin. Jika merujuk pada frasa 'puluhan tahun' berarti kritik Prabowo juga menyerang mulai dari Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY (dua periode) dan termasuk juga Joko WIdodo.

"Indonesia semakin miskin dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah," ujarnya.

Rekomendasi