Pemimpin Indonesia Harus Pikirkan Beban Utang Negara

| 18 Dec 2018 16:38
Pemimpin Indonesia Harus Pikirkan Beban Utang Negara
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (Foto: Twitter @Prabowo)
Jakarta, era.id - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN), Hidayat Nur Wahid sepakat dengan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait keuangan Indonesia yang seperti Rwanda, bahkan bayi yang baru lahir memiliki utang senilai Rp9 juta. Hal itu, kata Hidayat, dihitung dari utang Indonesia yang sudah mencapai Rp5.000 triliun. 

"Dengan utang Indonesia sudah di atas Rp5.000 triliun dan jumlah warga Indonesia yang sekarang 260 juta, ya bisa dilihatlah masing-masing akan dikenakan beban utang. Berapapun jumlahnya, tentu ini menjadi bagian yang harus dipikirkan oleh siapa pun yang memimpin Indonesia ke depan," katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

"Apakah Indonesia akan menjadi negeri yang betul-betul tergadaikan oleh utang? Kalau kemudian APBN kita sudah jauh dari utang misalnya APBN kita yang hanya Rp2.204 triliun tapi utang Indonesia Rp5.000 triliin terus Indonesia apa dong. Menurut saya bahwa ada utang pada masing-masingnya yaitu sudah pasti karena kalau dihitung dalam jumlah utang dan jumlah penduduk Indonesia," sambungnya.

Jadi, sudah saatnya berpikir bagaimana caranya pemimpin Indonesia keluar dari jeratan utang itu. 

"Bagaimana caranya (bebas utang) ini lah mengapa presiden digaji, diberikan kewenangan. Itu kan untuk memikirkan Indonesia yang adil dan makmur dan betul-betul berdaulat dan bukan kemudian membangun atas dasar utang kalau gitu mah siapapun juga bisa," tuturnya. 

Baca Juga : Sama Dengan Rwanda, Prabowo: Bayi Lahir Saja Utang Rp9 Juta

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali mengkritisi kondisi ekonomi Indonesia. Ia kembali mengatakan pendapatan per kapita nasional hanya kurang dari 4.000 dolar AS, sehingga bayi yang baru lahir saja telah memiliki utang.

Awalnya, Prabowo menjabarkan analisis salah satu anggota tim ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fuad Bawazier yang hanya mencapai 1.900 dolar AS per tahun. Padahal, seharusnya pendapatan per kapita RI mencapai 4.000 dolar AS.

"Penghasilan kita per kapita adalah sekitar 4.000 dolar AS per tahun. Tapi dari 4.000 dolar AS itu, 49 persen, setengahnya dikuasai oleh satu persen rakyat kita. Jadi kalau kita cabut yg satu persen, kekayaan penghasilan kita setahun tinggal setengahnya yaitu 1.900 dolar AS," ujar Prabowo, di acara Konferensi Nasional Partai Gerindra, SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12/2018).

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, dari angka 1.900 itu, penduduk Indonesia dibebankan dengan utang nasional yang menumpuk. Katanya, jika dibagi rata, masing-masing penduduk Indonesia saat ini rata-rata menanggung utang sebesar 600 dolar AS.

"Utang kamu itu 600 dolar AS. Kurang lebih 600 dolar itu, berapa ya? Ya sekitar Rp9 juta. Anakmu baru lahir, utang sudah Rp9 juta," tuturnya.

Rekomendasi