Perayaan Natal di Jazirah Arab

| 25 Dec 2018 08:03
Perayaan Natal di Jazirah Arab
Sebuah pohon Natal raksasa berdiri di depan masjid di Beirut, Lebanon (Foto: Twitter @GeorgeBakhos1)
Jakarta, era.id - Perayaan Natal diperingati hampir di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali di negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, yakni Timur Tengah. 

Di kawasan Timur Tengah perayaan Natal dihelat tak kalah meriah. Ucapan selamat Natal yang populer di kawasan Timur Tengah adalah "Id al-Milad", yang dalam bahasa Inggris berarti "Holiday of the Birth". 

Kata "Al-Milad" di situ menunjukan khusus kelahiran Yesus. Kalau kelahiran orang lain, mereka menyebutnya "Id Milad" tanpa "al" atau "the" dalam bahasa Inggris.

Menurut data BBC, jumlah penduduk Kristen di Timur Tengah pada 2011 jika diurutkan dari persentase terbesar, Lebanon merupakan yang paling banyak dengan rentang 31-35 persen dari total populasi, yakni sekitar 1,35-1,5 juta orang.

Kedua Mesir, dengan persentasi 10,5 persen (sekitar 8,9 juta orang). Ketiga Suriah, sebanyak 4,4-10,2 persen dari total populasi (atau sekitar 1-2,3 juta). 

Tidak heran jika di negara-negara tersebut perayaan Natal juga tak kalah meriah. 

Natal di Lebanon

Perayaan Natal di negara yang memiliki 18 agama ini dirayakan dua kali setiap tahun. Para pemeluk Kristen Maronit, Kristen Protestan, dan Katolik tetap merayakan hari libur Natal pada 25 Desember seperti pada umumnya.

Sedangkan umat Kristen Ortodoks Yunani di Lebanon dan sebagian besar populasi Armenia merayakan Natal di tanggal yang berbeda. Mereka menggunakan kalender Gregorius sebagai patokan, sehingga Natal jatuh pada 6 Januari. Kedua tanggal itu resmi menjadi hari libur dalam rangka Natal di Lebanon.

Meskipun penduduk Lebanon mayoritas muslim, toleransi di sana cukup terjaga. Misalnya di Ibu Kota Beirut terpasang pohon Natal yang besar di pusat kota, di sebelah masjid dan gereja katedral.

Natal di Mesir

Merujuk pada tradisi Ortodoks, Gereja Koptik di Mesir merayakan Natal pada 7 Januari. Selama menunggu waktu kelahiran Kristus, umat Kristiani Koptik Mesir melakukan puasa dari daging, unggas dan produk susu selama 40 hari. 

Dalam perayaannya, biasanya mereka melakukan berbagai kunjungan silaturahmi kepada kerabat, tetangga dan teman-teman. Dalam kunjungannya itu biasanya mereka memberikan tuan rumah kahk, kue tradisional yang biasanya dimakan dengan sup yang disebut shorba. 

Mirip-mirip seperti hari raya umat Islamsaat lebaran, pada malam Natal, semua orang di sana pergi ke gereja mengenakan pakian terbaik atau baju baru. Perayaan Natal di gereja berakhir pada tengah malam dengan ditandai dentingan lonceng gereja.

Natal di Suriah

Perayaan Natal di Suriah dimeriahkan dengan bagi-bagi hadian untuk anak-anak. Dalam tradisi adat Suriah hadiah tersebut dibawa oleh "tiga orang majus".

Tiga orang majus adalah tokoh penting dalam sejarah tradisional perayaan Natal, dan merupakan sekelompok raja yang mengunjungi Yesus setelah kelahirannya, membawa hadiah emas, kemenyan, dan mur.

Tak jauh berbeda dengan tempat-tempat lain di Timur Tengah, orang Kristen Suriah meramaikan Natal dengan nyanyian pujian bersama. Anggota termuda dalam keluarga biasanya akan membacakan cerita-cerita dan yang tua mendengarkan.

 

Rekomendasi