ERA.id - Di antara hampir 200 negara di seluruh dunia, ada beberapa negara yang tidak mengakui atau merayakan Natal. Lantas mana saja negara yang melarang perayaan Natal tersebut?
Beberapa negara tidak mengakui kelahiran Yesus Kristus dengan tidak memberikan libur umum atau perayaan yang meriah.
Meskipun ada lebih dari 40 negara yang tidak menetapkan libur resmi pada saat Natal, sebagian dari mereka tetap memiliki beberapa bentuk perayaan terkait. Lantas negara mana saja yang tidak mengakui adanya Natal?
Negara yang Melarang Perayaan Natal
-
Afghanistan
Di Afghanistan, hubungan yang sulit dengan Kekristenan selama pemerintahan Taliban dan kini sebagai kelompok ekstrem kembali berkuasa menyebabkan sangat sedikit perayaan Natal dan risiko penindasan bagi yang merayakannya.
-
Aljazair
Aljazair adalah negara mayoritas Muslim yang tidak merayakan Natal secara resmi sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1962. Namun, warga Kristen Afrika, diplomat, dan penduduk lokal mengadakan perayaan kecil.
-
Bhutan
Dengan populasi Kristen yang hanya berjumlah 10.000 jiwa (kurang dari 1% dari total penduduk negara tersebut), Natal bukan bagian dari kalender Bhutan, dimana Buddhisme adalah mayoritas.
-
Brunei
Brunei adalah negara kecil berpendapatan minyak tinggi yang melarang perayaan Natal sejak 2015. Negara bahkan memberikan ancaman hukuman bagi pelanggar hingga lima tahun penjara atau denda. Meskipun non-Muslim diizinkan merayakan secara pribadi, mereka tidak boleh berbagi rencana dengan Muslim setempat.
-
China
China sebagai negara yang secara resmi non-agama, Natal dianggap sebagai hari kerja biasa. Bahkan sejak 2018 pemerintah mengarahkan warga negaranya untuk mempromosikan budaya Tiongkok tradisional daripada merayakan Natal.
-
Komoro
Dengan populasi Sunni Muslim mencapai 98%, kepulauan Komoro di Samudera Hindia menunjukkan sikap tegas terhadap Kekristenan.
Sunni Islam menjadi agama negara setelah sebuah referendum pada tahun 2018, yang dilaporkan oleh World Watch Monitor berdampak sulit bagi minoritas Kristen di negara tersebut.
-
Libya
Natal tidak dirayakan di negara mayoritas Muslim ini selama bertahun-tahun. Namun, 24 Desember adalah hari kemerdekaan negara tersebut, yang sekaligus memberikan alasan untuk merayakan.
-
Mauritania
Mauritania meskipun memiliki populasi Kristen kecil di dalam batas-batasnya, namun pemerintah tidak mengakui mereka sama sekali. Bahkan sensus terbaru mengklaim bahwa 100% negara tersebut adalah Muslim.
-
Mongolia
Di Mongolia dengan negara mayoritas Buddha, tidak ada libur umum saat Natal, dan hanya sedikit orang Kristen tinggal di sana.
-
Korea Utara
Korea Utara adalah negara dengan paham ateisme yang sangat ekstrem yang melarang semua perayaan Natal dan memberlakukan hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
-
Pakistan
Pakistan adalah negara dengan populasi Kristen yang kecil. Bagi yang merayakan natal dipastikan akan mengalami ketidakamanan karena meskipun 25 Desember adalah hari libur oleh negara bukan diperingati sebagai hari kelahiran Yesus.
-
Arab Saudi
Arab Saudi, yang melarang pohon Natal dan festival terkait Natal selama beberapa dekade, menunjukkan tanda-tanda perubahan dengan pohon Natal yang dijual di Riyadh.
Negara-negara lain di timur tenga seperti Somalia, Tajikistan, Tunisia, dan Yaman juga tidak merayakan atau bahkan melarang Natal dengan berbagai alasan, termasuk keamanan, agama, atau ideologi politik.
Meskipun keterbatasan ini, beberapa negara non-Kristen masih melibatkan perayaan Natal dalam kapasitas terbatas atau dengan komunitas Kristen kecil mereka sendiri.
Selain negara yang melarang perayaan natal, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…