Divestasi Freeport Didanai Asing, Kubu Prabowo: Kita Dibodohi

| 22 Dec 2018 16:27
Divestasi Freeport Didanai Asing, Kubu Prabowo: Kita Dibodohi
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria mengomentari pelunasan divestasi PT Freeport Indonesia kepada PT Inalum (Persero) sebesar 51,2 persen yang menggunakan dana bantuan asing. Ia menuding Joko Widodo telah membodohi rakyat. 

"Orang bilang ini hebat, justru ini masalah. Kenapa? karena Freeport itu dibayar Inalum menggunakan global bond atau utang dari asing. Sama aja dimiliki oleh asing, dibayar pakai dollar. Kita dibodohi aja," tutur Riza di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).

Riza menjelaskan, kalau saham dibeli dengan dana bantuan asing tak serta merta menjadi milik Indonesia. Bahkan, Riza juga menuding ada kemungkinan pemilik PT Freeport kembali membeli saham tersebut.

"Penyertaan modal Inalum itu pakai dana asing, sama aja Mcmoran juga nanti yang beli. Jelas ini, org bilanh hebat, justru keblinger ini," tuturnya.

Kata Riza, kalau mau menambah saham Freeport menjadi milik Indonesia, harusnya dibayar negara dengan menggunakan anggaran dari rakyat.

"Caranya yaitu, satu, Pakai duit APBN. Dua, penyertaan BUMN. Tiga, umpamanya domestic bond. Empat, mobilisasi seluruh rakyat beli saham Inalum. Wah saya kira orang-orang papua yang kaya-kaya itu akan beli, kita di Jawa beli, di Kalimantan beli, beli semua," ucap Ketua DPP Gerindra tersebut. 

Diketahui, PT Inalum telah membayar US$ 3.85 miliar atau sekitar Rp56 triliun kepada Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto untuk meningkatkan saham dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen.

Jokowi menjelaskan, kepemilikan mayoritas itu akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan implementasi tersebut maka jumlah pendapatan dari pajak dan royalti akan lebih baik. 

"Terakhir juga tadi saya dapatkan laporan untuk hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan, yang berkaitan dengan smelter semuanya juga telah terselesaikan dan sudah disepakati, artinya semuanya sudah komplit dan tinggal bekerja saja," ujar Jokowi.

 

Rekomendasi