Alasannya, masih diperlukan sejumlah data penunjang dari Smart City untuk menertibkan kawasan Tanah Abang secara tepat.
Kepala Jakarta Smart City, Septiaji mengatakan, berdasarkan pantauan tim, terdapat 22 titik yang menjadi penyumbang kemacetan di Tanah Abang.
"(Penyebab) yang banyak itu justru ojek yang ngetem parkir liar. Ojek online yang suka ngetem itu ada 22 titik di sini," ungkap Septiaji, Sabtu (4/11/2017).
Berdasarakan pantauan Smart City, kemacetan di kawasan Tanah Abang mulai meningkat menjelang pukul 7 pagi dan pukul 4 sore.
Pemprov DKI pun menganalisis penyebab kemacetan pada jam tersebut ada hubungannya dengan aktivitas di stasiun Tanah Abang. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan terkait penertiban di Tanah Abang, Pemprov meminta Smart City untuk mendata aktivitas di sekitaran stasiun tanah abang.
"Beliau mau mendesain ini sebagai grand design, ya, tapi dia mau data yang keluar dari Stasiun Tanah Abang itu seberapa besar sih? Tadi sudah ada angka 300 ribu," imbuh Septiaji.
Septiaji menjelaskan sesungguhnya Pemprov DKI Jakarta masih berusaha menyelaraskan antara ketertiban Tanah Abang dengan PKL yang berjualan disana.
"Satu sisi kita mau benahi trotoar satu sisi menata kawasan sebenarnya di situ kita mau tempatkan pedagang kaki lima kita mau bangun hybrid, Plaza," tutup Septiaji.