Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding membantah pernyataan Prabowo. Menurut dia, Ketua Umum Gerindra tersebut berbicara tanpa melihat data.
"Lagi-lagi Pak Prabowo berbohong, dan menyampaikan statement yang menakut-nakuti, statement yang bikin rakyat pesimis, dan yang paling mengerikan pemimpin pekerjaannya berbohong, bicara tanpa data," ucap Karding saat dihubungi, Rabu (26/12/2018).
Karding menjelaskan, Produk Domestik Bruto atau yang biasa dikenal dengan istilah Gross Domestic Product (GDP) tahun 2017 sebesar 3.846 dolar AS. Sementara di Rwanda 2017 hanya 748,39 dolar AS dan di Haiti di tahun yg sama GDP-nya 756,68 dolar AS.
Kemudian, utang yang dimiliki Indonesia sebesar 28,7 persen dari GDP. Sementara di Rwanda utangnya 40,2 persen dari GDP dan Haiti 32 persen. Maka, inflasi di Indonesia sebesar 3,2 persen, Rwanda -1 persen, dan Haiti 14,3 persen.
Lanjut Karding, bicara masalah pengangguran, Indonesia berada pada angka 5,3 persen, Rwanda 16 persen, Haiti 14 persen. Sumber yang ia ambil berasal dari data pada bank dunia, dan tradenomics.
"Dari data yang ada ini, memang Pak Prabowo selama ini kalau bicara itu ngarang ngawur ngibul karena memang enggak ada datanya," ucap dia.
Karenanya, Karding menyarankan agar Prabowo lebih menguatkan tim pengumpulan data yang ia miliki. Prabowo, sebut dia, juga jangan mudah menerima semua masukan yang ia dapat.
"Ini berbahaya, karena kalau seorang pemimpin selalu berbohong dan menakut nakuti, rakyatnya yang kasihan," kata dia.