Menjadikan Pemuda Agen Perubahan Bangsa

| 28 Dec 2018 07:03
Menjadikan Pemuda Agen Perubahan Bangsa
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Wahai pemuda, sungguh kalianlah yang paling andal mengikuti kemajuan teknologi, kalian jugalah yang paling hebat menggelorakan geliat di perkotaan. Tapi, sudahkah kalian melihat ke pedesaan?

Tengoklah Program Pemuda Mandiri Membangun Desa (PMMD) bentukan Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Salah satu program prioritas Kemenpora ini merupakan langkah mewujudkan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa lewat geliat di pedesaan.

"Program ini merupakan bagian dari gerakan revolusi mental di kalangan pemuda dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa melalui kepeloporan pemuda di perdesaan," tutur Deputi Pengembangan Pemuda, Asrorun Ni'am lewat keterangan tertulis yang diterima era.id, Kamis (27/12/2018). 

Kata Ni'am program yang didasari Peraturan Menpora Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pemuda Mandiri Membangun Desa ini bertujuan untuk menjadikan para pemuda sebagai agen perubahan.

“Kehadiran pemuda dimanapun mempunyai dampak terhadap perbaikan masyarakat. Salah satu kontribusi nyata dalam kehidupan di wilayah masing-masing. Masalah bangsa adalah masalah kita, maka kitalah yang harus menjawab dan memberi solusi."

Dikutip dari laman resmi kementerian, PMMD sudah berjalan mulai dari tahun 2017 dan merupakan pengembangan dari Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang telah dilaksanakan sejak 1989 sampai dengan 2016.

Pada 2009 sampai dengan 2014 PSP3 telah merekrut dan menugaskan 4.048 Pemuda ke 33 Porpinsi, 350 Kabupaten, 859 kecamatan dan 2.179 desa. Sama seperti program PSP3, PMMD menyasar para pemuda yang memiliki karakter kemandirian, jiwa kepeloporan dan kesukarelawan.

Nantinya para pemuda didorong membangun kemandirian dengan hasil karya, produksi yang menunjukkan kemampuan desa memenuhi kebutuhannya agar menjadi desa yang kuat dan maju. 

"Dengan demikian, para pemuda akan terbangun pola pikir untuk tidak bergantung kepada lahan pekerjaan yang disiapkan oleh orang lain apa lagi bergantung pada lahan pekerjaan yang disiapkan oleh pemerintah melainkan mereka telah mampu menciptakan lahan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain," jelasnya.

Ni’am juga berharap Bonus demografi tahun 2030 dapat dimanfaatkan secara maksimal. “Kepemudaan menjadi prioritas ke depan tidak hany para pemuda di desa tapi juga diperkotaan” ungkap dia.

Diketahui, pada 2018 seleksi PMMD dilakukan di 10 Propinsi yaitu Propinsi Aceh, Sumut, banten, DKI Jakarta, Kalbar, NTT, Sulsel, Maluku, Maluku Utara dan Papua dengan setiap propinsi memiliki kuota masing-masing. 

Sementara itu, hasil dari proses seleksi pada 2018 berhasil menjaring 1.000 pemuda dengan rincian 800 orang merupakan peserta baru dan 200 orang merupakan peserta terpilih dari program sebelumnya. Deputi pengembangan pemuda manargetkan tiap tahunnya 1.000 – 1.500 pemuda yang mengikuti program PMMD.

Rekomendasi